Pada saat tengah-tengah jeda half time antara SMAN 2 Tangerang (Duta) melawan UPH College (UPHC), Rabu 14 Desember 2022, dance team UPHC meramaikan Gelanggang Olahraga (GOR) Dimyati Tangerang. Tepuk tangan menyambut meriah sesaat mereka memasuki lapangan.
Dance team yang bernama UPH College Dance Crew atau UCDC itu langsung mengambil posisi berlutut sebagai posisi bersiap mereka. Alunan lagu mulai diputar, dua belas dancer UCDC langsung saja memulai tarian mereka. Berbalut kostum berwarna putih dengan aksen emas dan glitter yang menempel di wajah dan lengan, mereka berhasil suguhkan koreografi yang apik.
Nuansa Yunani Kuno begitu kental dalam tarian UCDC. Di tengah penampilan, mereka seketika mengganti kostum berwarna hijau yang masih dengan aksen emas. Tarian yang mereka suguhkan akhirnya usai ditandai dengan salah satu dancer berjalan ke tengah lapangan dan menaiki takhta.
Gwyn Ambrose Gallouis menjelaskan konsep yang diusung oleh UCDC. Dipilihnya konsep Yunani Kuno lantaran pada masa itu, perempuan dianggap lebih rendah dibanding laki-laki. Dalam pengemasannya, UCDC merangkai cerita fiktif dimana terdapat seorang perempuan bernama Adara yang ingin menghilangkan diskriminasi terhadap perempuan.
"Kami mengambil latar Yunani Kuno karena pada saat itu perempuan dianggap rendah dibanding Laki-laki. Kami mengembangkan cerita sendiri dimana ada seorang wanita bernama Adara artinya cantik ingin melawan keadaan itu dan mengajak teman-temannya untuk melawan penindasan," ungkap Gwyn.
Melalui konsep yang tersebut, UCDC hendak berpesan bahwa setiap perempuan jangan takut untuk bersuara karena perempuan pantas dihargai. Jika mendapat diskriminasi, Gwyn berucap, perempuan tidak boleh diam dan harus melawan.
"Perempuan tidak boleh takut bersuara karena kalian pantas untuk dihargai. Jika kalian mendapatkan diskriminasi, maka kalian harus melawan," tutup Gwyn. (MRS)