Global Prestasi School (GPS) Bandung sukses menorehkan prestasi di AZA 3X3 Competition 2025 West Java-East sebagai juara. Salah satu sosok penting di balik keberhasilan ini adalah Fabian Jaris Rahardja, pemain muda yang tampil konsisten sepanjang penyelenggaraan. Di partai final, GPS berhasil mengalahkan GPS Tim (C) dengan skor 10-5.

Kemenangan GPS Bandung di kompetisi 3X3 ini menjadi sorotan, terutama karena di saat yang bersamaan, tim yang dilatih sang ayah, SMAN 9 Bandung, juga baru menyabet gelar juara putra di perhelatan akbar Honda DBL with Kopi Good Day 2025 West Java-East (DBL Bandung). 

Menariknya, ayah Fabian adalah Gian Gumilar, mantan pemain profesional Siliwangi Bandung yang kini menjabat sebagai pelatih kepala tim putra SMAN 9 Bandung. Meskipun, darah basket mengalir kental dalam diri Fabian. Namun, jalan untuk mencintai olahraga ini ternyata tidak mulus bagi Fabian. Ia mengaku sempat tidak tertarik meskipun dikelilingi oleh lingkungan basket profesional.

"Aku awal basket tuh kelas 5 SD, background keluarga aku emang basket tapi aku awalnya nggak pernah minat basket," tutur Fabian. "Waktu kelas 2 SD sempet masuk salah satu club di Bandung tapi aku nggak betah jadi berhenti."

Titik baliknya keinginannya menekuni basket daat saat ia menyadari keunggulan fisiknya. "Pas kelas 5 aku tuh tinggi banget buat seukuran kelas 5 saat itu, jadi aku diajak sama salah satu orang tua kelas aku. Di situ aku mulai masuk eskul basket di SD, di SDN 113 Banjarsari," kenangnya.

Meskipun begitu, awal perjalanannya tidaklah mudah. Fabian sempat merasa tertinggal dari rekan-rekannya. Untungnya, karena memiliki ayah seorang atlet profesional, pelatihan intensif pun dimulai secara privat.

Baca Juga: Global Prestasi School Kawin Gelar di AZA 3X3 Competition 2025 West Java-East

"Karena aku tinggi aku langsung masuk tim tapi kerasa banget aku paling jelek diantara semuanya. Jadinya aku latihan terus sama ayahku secara privat," katanya. 

Menjadi putra seorang pelatih tim juara dan pernah bermain di liga profesional tentu membawa tantangan tersendiri. GPS Bandung dan SMAN 9 Bandung adalah dua sekolah yang sering menjadi rival di berbagai kompetisi di Bandung. Fabian mengakui adanya persaingan yang unik, di mana ia kerap berhadapan dengan tim asuhan sang ayah.

"Karena GPS bisa dibilang sering lawan SMAN 9 Bandung dan pasti ada rasa kompetitif aku buat ngalahin ayah aku sendiri dan belum pernah menang sih, hahahaha," kelakar Fabian.

Namun, di balik rivalitas di lapangan, pelajaran berharga tentang profesionalisme dan kekeluargaan yang didapatkannya jauh lebih penting.

"Tapi in the end of the day it's more than just an orange round ball. Dari kalahnya aku lawan ayah, pasti banyak pelajaran yang diambil, dan setelah game selesai, ya kita jadi keluarga ayah dan anak yang biasa lagi," tegasnya.

Selain mengajarkan teknik, Gian Gumilar juga menanamkan filosofi hidup kepada putranya. Prinsip yang paling berpengaruh bagi Fabian, baik di dalam maupun di luar lapangan, adalah tentang rasa syukur.

"Kalau tentang kehidupan itu ayah selalu ngingetin aku buat bersyukur buat segala hal yang aku dapet," kata Fabian.

Adapun nasihat yang paling membekas dari sang ayah dan menjadi mindset Fabian dalam karir basketnya adalah: "Basket is Habit."

"Cara aku ngejalanin sehari-hari aku dan semua kebiasaan aku sehari-hari itu sangat berpengaruh dengan semua hal yang aku juga lakuin di lapangan. Ini mindset dan nasihat yang aku terima semenjak aku mulai basket di kelas 5," tutup Fabian. (*)

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Hasil DBL Semarang: Partai Puncak Kedatangan Finalis Baru!
Nuansa Suku Dayak Dihadirkan Tentacles dari Tribun Timur DBL Arena!
Hasil DBL East Jakarta: Labschool Gagal Revans, Al-Maruf Kompak ke Final!
5 Macam Passing dalam Bola Basket yang Wajib Kamu Ketahui!