Laga tim basket SMAN 5 Surabaya vs SMAN 13 Surabaya yang berlangsung Minggu, 5 Oktober 2025 begitu membekas bagi Endang Darmawan. Ibu dari pemain SMAN 5 Surabaya, Cristopher Ericson.

Itu adalah laga debut Cristopher di Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java-North atau DBL Surabaya. Di laga itu, Cristopher termasuk yang paling moncer. Ia bermain 16 menit dan menyumbang 6 poin untuk kemenangan SMAN 5 Surabaya atas SMAN 13 Surabaya, 38-23.

Saking membekasnya. Saking gembiranya. Sang ibu dengan bangga mengunggah highlight aksi Cristopher yang sempat tampil di story Instagram @dblsub. Highlight di story IG @dblsub itu ia rekam lewat kamera ponselnya. Lalu, video rekaman itu diunggah ke aplikasi Threads. Pesannya mengharukan...

"Dulu pernah berfikir kalau Basket olahraga anak orang kaya dan berduit dan pejabat ternyata kamu juga bisa bahkan dari SMP 6 kamu udah berprestasi dan Basket juga yg mengantar mu masuk SMA favorite dan terbaik di Surabaya SMA Negeri 5 Surabaya walaupun papamu "Kuli" bangga melihat mu teruslah berjuang dan berprestasi ya Cristo. Thanks God".

Ternyata di laga Minggu malam itu perempuan yang tinggal di Surabaya Utara itu tak bisa datang ke DBL Arena. Tak bisa melihat langsung sang putra menjalani debut.

Endang selama ini memang sering tak kuat untuk melihat langsung putranya bermain di lapangan. "Saya itu kagetan. Kadang tidak terkontrol teriak-teriak," candanya. Namun malam itu Endang tak melewatkan tayangan live streaming pertandingan SMAN 5 Surabaya.

Pada DBL, Endang menceritakan kebanggaannya pada Cristo. Ia tak pernah menyangka anak keduanya itu bisa merajut mimpinya lewat basket. Bisa diterima masuk sekolah negeri favorit lewat jalur prestasi.

Endang mengaku sempat tak yakin bisa mengantarkan Cristo hingga di titik saat ini. Ibu dua anak itu termasuk yang mengira basket merupakan "olahraga mahal". "Tahu sendiri kan kebutuhan basket itu mahal, termasuk sepatunya, hehehe," kata Endang.

Perkenalan Cristo dengan basket sebenarnya juga belum lama. Siswa yang kini duduk di kelas X itu mengenal basket saat baru masuk SMP. Saat ia diterima masuk SMPN 6 Surabaya. 

"Awalnya dia minatnya di futsal. Namun saat itu guru PJOK-nya bilang bahwa dia cocok di basket karena posturnya yang tinggi," kenangnya.

Baca Juga: Banting Setir dari Sepak Bola, Aqila Rajwa Kini Siap All-Out di Basket Smala!

Endang pun sempat takut tidak bisa memfasilitasi keinginan anaknya. Awalnya ia juga tak yakin Cristo bisa bermain basket. "Ternyata dia rajin latihan. Tapi ya itu baru latihan harus beli jersey dan sepatu. Kadang tiap ikut turnamen kan juga harus urunan untuk daftar," terangnya.

Sejak kelas 7, Cristo langsung masuk tim utama Spensix, julukan SMPN 6 Surabaya. Di Spensix itulah prestasi Cristo terus meroket. Ia sering membawa Spensix memenangi kejuraan. Selama masa SMP, remaja kelahiran 2 November itu juga pernah 6 kali menjadi Most Valueable Player (MVP).

"Total ada 15 medali yang pernah ia dapat bersama Spensix," kata Endang.

Bakat Cristo saat SMP itu terpantau oleh sejumlah pelatih. Tawaran masuk sejumlah sekolah swasta lewat jalur prestasi olahraga pun ia terima.

"Saya bangga sekali sama dia. Kalau saya itung ada 6 sekolah swasta yang menawarkan jalur beasiswa," ingatnya. Namun Endang ingin anaknya memprioritaskan masuk sekolah negeri. Sebab, Cristo sudah merencanakan selepas SMA ia ingin masuk sekolah kedinasan. Ia ingin seperti kakaknya yang diterima di Universitas Pertahanan.

"Bahkan sampai ada sekolah swasta yang menunggu Cristo. Kata wakil kepala sekolahnya, kalau tidak diterima di SMA negeri, ia masih bisa diterima di sekolah itu," terangnya.

Ketika prestasi Cristo terus memuncak, satu pesan Endang untuk anaknya. "Saya pesan ke dia jangan pernah sombong, 'ayahmu itu kuli'," ucap Endang.

Baca Juga: Kesatria Smala Menyala di DBL Arena!

Papa Cristo saat ini memang sudah tidak lagi bekerja. Sang papa John Piter memilih pensiun dini dari sebuah perusahaan logistik. "Papanya kini lebih banyak pelayanan untuk gereja," kata Endang.

Endang juga terus mengingatkan Cristo agar memprioritaskan akademik, meskipun prestasi basketnya terus merangkak naik. Dan Cristo memahami soal itu. Ia bahkan yang meminta tambahan les untuk mengejar ketertinggalan karena waktunya banyak dipakai untuk berlatih basket.

"Dia itu rajin sekali. Tak pernah mau bolos latihan basket meskipun kita sedang ada acara keluarga. Di sisi lain ia juga serius mempersiapkan akademiknya untuk mengejar mimpi masuk sekolah kedinasan," ungkapnya.

Belajar dari pengalamannya, Endang berpesan pada para orang tua untuk terus mendukung talenta sang anak.

"Buat para orang tua yang secara ekonomi mungkin seperti kami, tapi anaknya ada bakat di basket, ayo dukung saja. Soal biaya pasti Tuhan kasih jalan. Yakinlah dukungan kita bisa membuat mereka semangat meraih prestasi," ujarnya.

Cerita Cristo ini menambah daftar panjang mereka yang tengah mewujudkan mimpinya lewat panggung DBL, yang sudah berjalan 21 tahun lamanya.

Tahun ini, Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 digelar di 31 kota dan 22 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.

Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 juga menampilkan AZA 3X3 Competition 2025-2026 dan Azarine DBL Dance Competition 2025-2026. 

Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 disiarkan live di channel YouTube DBL Play. Dua musim ini DBL didukung oleh produk kopi anak muda, Kopi Good Day. (*)

Profil Cristopher Ericson

Populer

Bangga Anaknya Berprestasi dan Main di DBL, Ibu Ini Curhat di Threads
Hantam Juara Musim Lalu, Gonzaga Dedikasikan Kemenangan untuk Mendiang Andrew!!
Hasil DBL South Jakarta: Pangudi Luhur Tak Terbendung, Bulungan Menang Sulit!
Jadwal dan Link Live Streaming DBL Surabaya, Jumat 10 Oktober 2025
Comeback, PSKD 1 Akhirnya Juara DBL Central Jakarta 2025!