SURABAYA - Jutaan orang diseluruh belahan bumi merasakan duka yang mendalam pada hari Senin, (27/1). Tak terkecuali semua elemen yang hadir pada hari kesembilan Junior DBL East Java Series 2020. Pasalnya salah satu legenda basket asal Amerika itu telah berpulang minggu pagi waktu setempat. 

Demi menghormati dan mengenang kontribusinya dalam dunia basket. Junior DBL mengadakan kegiatan 24 second of silent. Semua elemen baik pemain, official, bahkan penonton diwajibkan diam dan mengenang mendiang Kobe Bryant selama 24 detik.

"Kobe Bryant telah meninggalkan kenangan yang begitu dalam bagi semua orang. Terlebih kontribusinya dalam dunia basket tak bisa dipandang remeh. Selain menjadi legenda, ia pun juga turut andil dalam membentuk bibit pemain basket," ujar Fattah Bagoes, Staff Basketball Operation DBL Indonesia. 

Kepergian Kobe Bryant ternyata juga meninggalkan bekas yang mendalam bagi, Steven Arya, forwad asal SMP Angelus Custos Surabaya. Pemain yang keluar jadi top skor timnya saat bertemu SMP Santo Carolus ini pun menjelaskan bahwa Kobe punya andil secara tak langsung bagi perkembangan karir basketnya.

Steven sudah belajar banyak dari Kobe. Seringnya melihat permainan Kobe Bryant, membuat Steven menjadikannya sebagai role model. Beberapa hal yang sudah ia pelajsri dari Kobe adalah dalam hal shooting, crossover, dan dribble.

"Kobe adalah pemain legenda yang punya kualitas diatas rata-rata. Saya banyak belajar darinya lewat video saat ia bermain. Bahkan beberapa teknik dribble, crossover dan shooting saya menganut gaya Kobe. Tentu kepergian Kobe membuat saya merasa sangat kehilangan," tutup pemain yang mengidolakan Kobe Bryant itu. 

Populer

Biodata Mahalini, Jebolan Indonesian Idol yang akan Tampil di DBL Fest 2024
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Etnis Marind-Anim: Pewaris Gen ’Raksasa’ dan Postur Atletis
11 Varian Rasa Kopi Good Day Yang Wajib Kamu Coba