Tim putra SMAN 21 Jakarta tampil kurang greget di Honda DBL DKI Jakarta Series 2019-East Region. Mereka tumbang di tangan SMAN 59 Jakarta pada babak awal. Hasil lebih baik justru diraih tim putri. Srikandi srikandi Dust--julukan SMAN 21 Jakarta berhasil menembus final regional Jaktim.
Pelatih Dust, Rizqy Almushaddieq menjabarkan faktor-faktor yang membuat timnya kurang menggigir tahun lalu. Yang pertama adalah faktor regerasi yang telat. Kedua, fisik pasukannya tampak kedodoran. Alasan ketiga adalah mental tanding yang kurang tangguh.
"Hal itu menjadi evaluasi besar kami. Oleh karena itu, setelah Honda DBL tahun lalu, saya memperbanyak jam terbang anak-anak. Utamanya untuk kelas X dan XI," ujarnya.
Satu hal yang patut diapresiasi dari skuadnya adalah semangat juang yang tinggi. Menurut coach Rizqy, para pemain berusaha tampil maksimal di lapangan. "Mereka punya keinginan besar untuk juara. Tapi memang belum jalannya," jelasnya.
Menyoal regenerasi, coach Rizqy mengungkapkan bahwa 50 persen komposisinya akan berubah. Skuad Dust akan diisi oleh pemain-pemain baru.
"Saya maksmimalkan skuad yang ada. Saya percaya jika kami bekerja esktra, hasilnya juga baik. Intinya percaya dengan kemampuan tim," tutur pelatih first team Honda DBL DKI Jakarta itu.
Pandemi coronavirus membuat coach Rizqy harus bersiasat. Karena tak bisa berlatih di lapangan, ia menggelar latihan virtual. Sehingga para pemain bisa melakukannya di rumahnya masing-masing.
"Kami berlatih online bersamaan tim putra dan tim putri. Materi latihannya sendiri paling berkaitan dengan fundamental basket dan fisik," imbuh pelatih 34 tahun ini.
Coach Rizqy memanjatkan doa agar pandemi ini segera berakhir. Ia juga berharap kompetisi DBL segera di mulai. Dari segi prestasi, ia ingin tim putra dan putri menjadi yang terbaik.
"Tim putra masuk Championship Series 2018. Kemudian giliran tim putri yang masuk Championship Series 2019. Semoga musim ini keduanya bisa lolos Championship Series," tegasnya.(*)