Tak ada yang lebih indah dari perjalanan Ni Putu Anggi Prati Santhini kala memulai dan akhirnya tenggelam di basket. Jika banyak campers memulai basket karena dikenalkan oleh orang tua atau saudara, Anggi -sapaan karibnya- justru berbeda. Teman-temannya lah yang lebih dulu mengajaknya untuk melantai. Padahal waktu itu Anggi juga bukan anak basket.

“Jadi aku diajak basket itu sama teman-teman SD aku pas kelas lima. Itu dah diajak sampai sekarang aku yang main. Beberapa temanku sudah gak main. Tapi beberapa juga masih main, ada yang ikut DBL juga ada juga yang cuman main-main,” bukanya.

Sebelum berkenalan dengan basket, Anggi merupakan siswa SD yang punya banyak kegiatan. Selain les mata pelajaran, doi juga ikut klub renang dan ekstrakurikuler tari!

“Aku sebelum basket itu renang. Renang sampai aku diikutin klub renang gitu. Waktu itu sih belum ikut lomba-lomba ya, cuman latihan rutin aja. Terus aku juga ada ikut sanggar tari gitu,” ujarnya.

Menariknya adalah ia memutuskan untuk berpaling dari renang ke basket hanya karena satu hal. Hal yang mungkin terbilang remeh tapi punya peran cukup krusial pada daya tahan tubuhnya saat itu.

Baca juga: Hari Kelima DBL Camp 2025: Eliminasi Pelatih dan Tiket Wild Card Full Booked!

“Aku kalau habis renang itu suka pilek. Sakit-sakit gitu hahahaha. Jadinya ya sudah coba basket aja, eh sampai sekarang,” ungkapnya.

Hanya karena alasan itu pula yang membawa Anggi bisa sampai sekarang. Pada tahun keduanya membela Resman, Anggi untuk pertama kalinya terpilih Kopi Good Day First Team 2024 Bali. Ia berhak melaju ke Kopi Good Day DBL Camp 2025. Perjalanannya pun penuh rintangan. Sang papa sempat menyuruhnya berhenti di tengah jalan.

“Waktu pandemi itu papa bilang kalau berhenti aja. Mungkin waktu itu beliau khawatir kan aku anak cewek takutnya kenapa-kenapa. Tapi aku buktikan aja kalau bisa,” sambungnya.

Di DBL Camp 2025. Di DBL Camp 2025, Anggi berhasil melaju hingga Top 50 Campers. Semua ia dapat pada tahun keduanya sebagai anak SMA (kelas 11).

Saat pengumuman Top 24 Campers, namanya tak disebut. Ia tidak sedih melainkan berusaha menerima kenyataan.

“Mereka yang datang kesini itu jago-jago lho. Banyak yang pengen buat menonjolkan kemampuannya. Sedangkan aku aja gak menyangka bisa sampai tahap 50 besar,” ceritanya.

Karena namanya tak masuk dalam daftar 24 besar campers, Anggi bekerja keras untuk bisa mendapatkan tiket Wild Card. Tiket yang menjaga asanya untuk memberi kejutan pada tahun pertama berangkat kamp.

Baca juga: Pecahkan Kutukan Top 50 Campers, Revan Winatha Sabet Tiket Wild Card!

Pesan dari pelatih-pelatih DBL Camp menjadi titik balik perjalanannya selama kamp.

“Karena selama di unselected campers itu mereka pengen banget kasih tunjuk kalau jago dan bisa, aku jadi makin overthinking. Untung aja waktu sebelum latihan, pelatihnya bilang kalau dijalanin aja dulu pola yang sudah diajarkan. Mau bisa poin atau gagal kan yang penting berjalan dulu,” terangnya.

Karena kepercayaan itu pula membuat Anggi yakin bahwa usahanya tak benar-benar mengkhianati hasil. Nama Anggi dipanggil dua dari awal untuk berangkat ke Grand Atrium Mal Kota Kasablanka. Berangkat dengan membawa tiket Wild Card dan menyusul teman-temannya yang lebih dulu (Top 24 Campers).

“Gila jujur gak menyangka lah aku. Mereka jago-jago. Apalagi itu aku deg-degan parah juga. Kan kesempatan terakhir aku nih,” cetusnya.

Kini langkah Anggi tinggal sedikit lagi untuk melengkapi cerita magisnya selama di DBL Camp 2025. Berhasilkah anak yang dulunya fokus berenang ini menjadi salah satu bagian penggawa Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2025? Menarik untuk ditunggu.

Populer

5 Cara Menuju Indonesia Arena: Rute TransJakarta, MRT, dan KRL
Indonesia Arena: Stadion Indoor Baru Kebanggaan Indonesia
Jejak Perjalanan Agustinus W Awor, Dari Lautan ke Top 24 Campers...
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Bung Towel, Dukungan Anak, Perbedaan Basket dan Sepak Bola