SMA Kolese Kanisius Jakarta akhirnya bisa mengangkat kembali trofi Honda DBL with Kopi Good Day 2025 Central Jakarta.
Gelar ini terasa istimewa, sebab terakhir kali mereka merengkuh gelar juara pada DBL North & Central Jakarta 2019. Kali ini, dalam format region yang baru, Kanisius tampil sebagai penguasa Jakarta Pusat.
Di balik keberhasilan itu, ada sosok yang tidak asing lagi di kancah DBL. Ia adalah Givson, kepala pelatih Kanisius.
Dua musim terakhir, ia resmi menangani tim ini setelah sebelumnya berkarier panjang di SMA Bukit Sion Jakarta sebagai asisten pelatih.
Bersama Buksi, ia pernah ikut merasakan manisnya gelar. Kini, ia kembali mencatatkan namanya di partai puncak, namun dengan tim dan atmosfer yang berbeda.
“Sudah kangen juara lagi sebetulnya, soalnya tahun lalu nggak juara. Rasanya luar biasa senang. Apalagi di Kanisius, atmosfernya lebih luar biasa lagi, apalagi ada Alaska (Aliansi Suporter Kanisius),” kata Coach Givson.
Momen SMA Kolese Kanisius Jakarta diresmikan sebagai penguasa Jakarta Pusat
Meski sama-sama berstatus sekolah unggulan di DBL, Coach Givson menilai ada perbedaan antara Buksi dan Kanisius. Jika di Buksi mayoritas pemain benar-benar mendedikasikan hidupnya untuk basket, di Kanisius rupanya tidak demikian.
“Kalau di sini, pelajarannya nomor satu. Anak-anak tetap semangat, tapi kadang energinya sudah terkuras sama tugas. Itu jadi tantangan tersendiri,” jelasnya.
Baca Juga: Kutukan Runner Up Berakhir, Kanisius Akhirnya Juara DBL Central Jakarta 2025
Kondisi itu membuat Givson harus pintar mengatur ritme. Jelang bertanding, para pemain Kanisius bahkan tetap menghadapi ujian akademik. Latihan pun hanya dapat dijalankan tiga kali seminggu. Namun, komitmen antarpemain lah yang membuat Kanisius berhasil mencapai targetnya, juara.
Meski berhasil juara, Coach Givson tidak menutup mata bahwa Kanisius masih punya banyak PR. Menurutnya, game plan sudah berjalan baik, meski ada beberapa ketimpangan yang terjadi saat pemain kunci Kanisius, Sheldon Shevchenkho, harus menepi karena cedera.
“Sheldon sempat kami tahan main karena ada masalah di hamstring. Itu bikin tim agak goyang, karena pemain bench masih nervous. Kalau core player kita keluar, tim ini belum bisa steady,” ungkapnya.
Potret selebrasi Sheldon Shevchenkho saat berhasil membawa SMA Kolese Kanisius Jakarta juara DBL Central Jakarta 2025
Situasi itu menjadi evaluasi utama menjelang babak Championship. Givson menekankan bahwa Kanisius harus lebih siap menghadapi tekanan.
“Di Championship, pasti pressure lebih berat. Lawan juga akan lebih rapat. Anak-anak harus belajar untuk tidak tertekan saat di-press. Kita akan banyak lakukan uji coba, termasuk lawan tim kampus,” ujarnya.
Baca Juga: Final Regional Kesekian Kanisius, Tapi Pertama dan Terakhir untuk Lucas Amadeus
Ada satu skenario menarik yang bisa terjadi di babak Championship, yakni ketika Kanisius bisa saja kembali bertemu SMA Bukit Sion Jakarta, tim yang dulu dinaungi oleh Coach Givson. Baginya, ini bakal menjadi tantangan emosional.
“Saya kurang lebih tahu karakter mereka (Buksi), karena mereka juga mantan murid saya. Tapi kalau cuma tahu, nggak cukup. Lawan Buksi itu harus disiplin, terutama di defense. Kalau nggak disiplin, ya habis juga,” katanya.
Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 digelar di 31 kota dan 22 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.
Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 juga menampilkan AZA 3X3 Competition 2025-2026 dan Azarine DBL Dance Competition 2025-2026.
Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 disiarkan live di channel YouTube DBL Play. Dua musim ini DBL didukung oleh produk kopi anak muda, Kopi Good Day. (*)
Baca Juga: Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa