Pada salah satu karya Charles M Murphy yang berjudul At Home on Earth: Foundations for a Catholic Ethic of the Environment (1989), beliau pernah menuliskan tentang, “The Earth was made to be the home of God”.
Bumi menjadi pilihan Allah untuk tempat tinggal-Nya. Dalam bumi Allah bertemu dengan seluruh ciptaan-Nya; terkoneksi dengan semua. Hal ini serupa dengan semangat Paus Fransiskus untuk mengajak masyarakat dunia ikut ambil bagian dalam menyelamatkan kehidupan dari krisis iklim global.
Saat terpilih sebagai Paus pada 2013, Jorge Mario Bergoglio memilih nama Fransiskus. pemilihan ini sesuai dengan teladan Fransiskus Asisi yang sangat peduli salah satunya pada lingkungan hidup.
Laudato Si’ menjadi salah satu ensikliknya yang monumental. Dalam ensiklik tersebut ia membahas krisis lingkungan hidup global yang menggelisakan. Plus mengajak masyarakat dunia untuk ikut ambil bagian menyelamatkan kehidupan dari krisis lingkungan hidup global.
Peran untuk menjaga bumi dan menyelamatkan krisis lingkungan ini juga diambil oleh anak-anak muda. Salah satunya yang mengambil langkah konkret adalah teman-teman suporter SMA Kolese De Britto Yogyakarta.
Selama nribun di GOR UNY dalam rangka Honda DBL with Kopi Good Day 2025 Yogyakarta, mereka bukan hanya sekadar nribun dan mendukung tim basket De Britto saja. Sebuah langkah nyata benar-benar mereka ambil. Salah satunya adalah berperan untuk menjaga dan menyelamatkan bumi.
Setiap laga mereka membuka posko di dekat GOR UNY. Posko bagi para penonton umum yang ingin menukar sampah botol plastik mereka dengan majalah De Britto. Satu majalah dimahar dengan tiga botol plastik.
Sederhananya mereka membagikan majalah tersebut secara gratis. Syaratnya adalah dengan membawa sampah botol plastik atau kertas.
“Kalau tahu soal Laudato Si’, nah kita selaras dengan ensiklik yang dikeluarkan sama Paus Fransiskus itu,” ungkap Yosef Fidelio salah satu koordinator JB Mania.
Yosef Fidelio lantas menambahkan, “Ini juga jadi salah satu cara kita buat berbuat sesuatu untuk bumi. Salah satu cara sederhananya yang bisa kita lakukan ya seperti itu,”
Program ini baru mereka buat musim ini di DBL Yogyakarta. Bekerja sama dengan teman-teman jurnalistik SMA Kolese De Britto.
“Ini kerja sama dengan teman-teman ekstrakurikuler jurnalistik di sekolah. Mereka punya magazine jadi kita tawarkan bagaimana kalau gak secara cuma-cuma dibagikannya,” terangnya.
Menariknya beberapa yang menukar juga bukan dari teman-teman De Britto. "Gak semua yang menukar anak-anak JB. Kemarin itu sempat nemu ya kayak penonton umum gitu yang nuker," imbuhnya.
Yosef Fidelio juga mengungkapkan program menukar beberapa sampah botol plastik dengan satu majalah bentuk upaya mereka untuk mengenalkan SMA Kolese De Britto kepada publik.
"Sama kayak judulnya kan, mewartakan De Britto sampai ujung dunia. Ya, ini isinya semua tentang JB. Soal mars kami, soal semangat kami mendukung sekolah yang berlaga," ceritanya.
Menariknya warta kabar tersebut juga berisi sosialisasi JB Mania di teras sorak. Mereka vokal tentang sampah di teras sorak.
"Oh itu mangkat resik, balik yo kudu resik. Cinta JB juga berarti cinta terhadap lingkungan. Buat apa kita rame-rame punya koreo besar tapi setelah gimnya selesai banyak sampah di tribune kita," pungkasnya.
Di Surabaya sendiri kegiatan bersih-bersih tribune DBL Arena dilakukan oleh setiap suporter masing-masing sekolah. Selepas nribun mereka tidak langsung beranjak keluar. Melainkan juga membersihkan tribune tersebut dari sampah-sampah botol dan kertas yang tertinggal.
Bagi kami gerakan sederhana ini penuh makna. Selain berupaya untuk menjaga dan merawat bumi, anak-anak muda di gelaran DBL juga mengajak satu sama lain untuk merawat ingatan dengan membaca.
Yang muda yang mengambil peran dan memberi contoh. Selamat hari Sumpah Pemuda!