Salut untuk teman-teman student athlete Honda DBL with Kopi Good Day 2025 Yogyakarta. Mereka selalu punya cara agar tetap menjaga neraca antara akademik dan nonakademik seimbang.
Mulai dari harus merelakan salah satu hal terlebih dahulu. Sampai mengejar ketertinggalan agar kembali mendulang prestasi pada minat dan hobinya.
Cerita kali ini datang dari Muhammad Fathin Abdul Maliq, student athlete sal SMAN 6 Yogyakarta.
Selain berlatih basket untuk DBL Yogyakarta, Fathin -sapaan karibnya- juga punya kegiatan lain. Kegiatan utama, yaitu berlatih sepatu roda.
Ada cerita menarik di balik perjalanannya menjaga neraca akademik dan nonakademik. Fathin sempat menepi dari lintasan untuk fokus mempersiapkan diri masuk ke SMA.
Baca juga: Chandea Devi Tito dan Pembalasan Musim Lalu
“Sebelum seleksi Porda DIY 2025 aku sempat berhenti sepatu roda karena mau fokus cari SMA. Waktu balik aku ngerasa tertinggal dari teman-teman klub sama lawan-lawanku,” ungkapnya.
Yap, hal itu sempat membuatnya benar-benar berhenti. Bukan, bukan karena tak lagi jago. Melainkan juga takut mengecewakan kedua orang tuanya.
“Aku sempat punya pikiran buat berhenti aja. Takut ngecewain orang-orang yang aku sayang, Kak,” ujarnya.
Kedua orang tuanya tak memberi tuntutan lebih. Lebih yang dimaksud adalah harus bisa masuk dalam tim Sleman di Porda DIY 2025.
“Aku diyakinkan sama orang tua sama pelatih. Kalau aku bisa dan dicoba aja. Akhirnya aku coba. Alhamdulilah lolos,” imbuhnya.
Baca juga: Eloise Nathania, dari Lintasan Lari ke Lapangan Basket!
Proses tersebut tidak mudah. Proses mengejar ketertinggalan dan juga menjaga nilai sekolahnya tetap bagus.
“Aku latihan pagi sore. Hampir tiap hari buat ngembaliin dan ningkatin performa. Aku sempat stres dan kesel sama diri sendiri. Karena ngerasa stuck sedangkan yang lain itu berkembang,” ceritanya.
Fathin lantas menambahkan, “Belum lagi aku perlu ngejar materi sekolah supaya gak begitu ketinggalan. Itu benar-benar aku ingin menyerah aja,”
Di balik perjuangannya, Fathin menuai apa yang ia tanam. Ia benar-benar percaya bahwa usaha tak pernah mengkhianati proses. Termasuk pula usaha untuk menjaga nilai rapor di bidang akademik.
“Alhamdulillah aku berhasil menyumbang dua medali emas dan satu perunggu. Meskipun itu agak melenceng dari target. Kalau aku ngepush lagi bisa dapat emas sebenarnya. Tapi aku bersyukur banget,” terangnya.
Profil Muhammad Fathin Abdul Maliq bisa kalian cek di bawah ini.