Prinsip Jap Ricky Bentuk Karakter Seorang Pemain

| Penulis : 

Nama-nama tersohor macam Hendru Ramli, Ary Chandra, Jason Lie, atau Darryl Sebastian nyatanya tak terlepas dari sentuhan tangan dingin Jap Ricky Lesmana. Terlebih, Jason Lie dan Darryl Sebastian adalah nama yang memang kini sedang naik daun. Mereka merupakan alumni DBL, juga lulusan SMA Bukit Sion. Ditambah keduanya merupakan alumni Honda DBL All Star, Jason (2016), Darryl (2017 dan 2018).

Kini, Darryl mulai meniti karir sebagai seorang pebasket. Namanya kerap mengisi skuad kelompok usia Timnas Indonesia. Sementara Jason Lie mulai merambah dunia entertain yang tak terlepas dari dunia basket pula. Kontennya di media sosial banyak menginspirasi. Ia dikenal sebagai “raja” nya tricky shoot.

Mari tarik jauh sebelum era Jason dan Darryl. Hendru Ramli dan Ary Chandra misalnya. Keduanya merupakan pemain profesional yang terjun berlaga di NBL (National Basketball League) Indonesia musim 2014-2015. Mereka jebolan racikan Jap Ricky.

Hendru dari SMA Kalam Kudus dan Ary lulusan SMA Trinitas. Utamanya Ary yang mencoba terjun mengikuti mentornya. Pada musim 2019, ia menjadi asisten pelatih dari tim putri SMA Kristoforus 1 di Honda DBL DKI Jakarta Series-West Region lalu.

Itu baru beberapa. Masih ada beberapa deretan nama bibit baru berkat racikan dari Ko Ricky. Sebut saja Nicholas Davin, Rafael Pasha ataupun Aaron Nathanael pemain Bukit Sion musim 2019. Ketiganya menjadi First dan Second team DKI Jakarta yang ikut Honda DBL Camp di Surabaya lalu. Ditambah, Nicholas Davin keluar sebagai MVP (Most Valuable Player) Honda DBL seri ibu kota edisi 2019.

Sementara, Pasha dan Aaron berhasil menembus skuad elite Honda DBL Indonesia All Star, untuk digodok di Amerika pada 18-26 Februari mendatang. Tentu banyak yang penasaran. Sebenarnya bagaimana seorang Jap Ricky Lesmana, bisa melahirkan pemain yang profesional di bidangnya masing-masing.

Beruntungnya, pemain yang pernah dilatih Jap Ricky kala remaja mendapat perhatian khusus darinya. Saking perhatian, Ko Ricky sampai membuat handbook. Ya, catatan kecil yang lama kelamaan jadi buku panduan dirinya untuk melatih. Ia dapatkan semua itu dari belajar melatih sewaktu dirinya melanglang buana, berguru demi bisa mejadi pelatih.

“Saya selalu bawa catatan. Mulai dari dulu pas jadi pemain. Ataupun belajar melatih. Semua saya tulis, saya bikin buku panduan. Isinya? Banyak! pokoknya berkaitan dengan teknik dan juga pola permainan,” ujarnya. “Semua saya berikan ke mereka (re: para pemain),” sambungnya. Ia pengin buktikan. Perjuangannya di basket bisa dijadikan contoh. Agar kata menyerah hilang dari kamus para anak didiknya.

Apa yang Ko Ricky lakukan ke para pemainnya emang nggak berlebihan. Nyatanya beberapa pemain hebat lahir berkat ramuannya. Ia selalu kejar pemain yang ia latih, seandainya pemain itu mau mangkir dari latihan. Terlebih, perhatian khusus tercurah ke anak asuhnya di Bukit Sion.

“Saya bilang yuk latihan. Pokoknya, saya selalu kejar-kejar mereka tiap mau latihan. Saya bisa chat personal mereka, kalau di grup WA nggak ada omongan,” paparnya. “Dengan latihan saya bisa perbaiki kekurangan mereka. Apa yang saya punya bisa masuk ke mereka. Bisa ikutin yang saya mau. Bertanding kan nanti hasilnya bisa bagus juga. Terutama tiap ada kejuaraan besar,” terangnya.

Kerasnya didikannya jadi bukti betapa besar harapannya agar anak asuhnya bisa mengambil pelajaran berharga selama di bawah komandonya. Bukan hanya sekedar juara, juara, dan juara. “Kalau mental juara kan apa juga dilawan, dihadepin. Mental juara nggak harus juara loh,” cetusnya.

Selama latihan Ko Rikcy berikan berbagai asupan. Utamanya tentang disiplin, mental, baru skill. Ia sangat menegaskan tiga aspek tersebut kepada para pemainnya. Sebab, dari disipilin Ko Ricky berharap para pemain bisa belajar untuk profesional di tiap bidang yang ditekuni pemainnya di masa depannya. Untuk aspek mental, ia percaya bahwa selama digodok olehnya, pemainnya nggak akan pantang menyerah di tiap keadaan.

“Percuma walaupun skill bagus, kalau nggak disiplin dan berkarakter dulu. Kalau skillnya biasa aja itu bisa diolah. Menurut saya dalam tiga bula skill pemain bisa dibentuklah. Utamanya ya disiplin dan mental,” ujarnya. (*)

Baca Juga: Mulai Dari Nol Hingga Bisa Hidup Dari Basket

Foto-foto: Dokumentasi DBL Indonesia

Populer

Ke Amerika! Ini Skuad Elite Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024
Justin Patrick Alex Ikuti Jejak Kakak Terpilih DBL All-Star, Plus Bonus MVP!
Skuad Putri Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Halmaheranno di Antara All Star Kedua dan Tugas Akhir Sekolah