Musim ini SMAN 9 Jogjakarta yakin akan lebih siap dibanding musim sebelumnya. Pasalnya, berbagai drill sudah diberikan Gerry Andika Firdaus sepanjang kompetisi musim agar anak asuhnya bermain lebih tajam.
Secara performa, Trapsila--sebutan SMAN 9 Jogja bermain sangat gemilang musim lalu. Mereka mampu melangkah jauh hingga semifinal. Pencapaian mereka tak lepas dari peran rookie Muhammad Farrel Lazuardi Indarko. Dari enam laga yang dilakoni, ia berhasil mencetak 112 poin, 29 rebound, delapan assist, dan 30 steal.
"Sebenarnya kami dari jajaran pelatih tidak pernah mengistimawakan satu-dua pemain saja. Namun, memang pada 2019 ini menjadi tahunnya Farrel. Sebab dia bermain gemilang," jelas coach Gerry.
Untuk mempertajam kemampuan anak-anaknya, coach Gerry memberikan penajaman di sektor fundamental basket. Ia bercerita, beberapa drill seperti keeping ball, pivot, triple threat, crossover, finishing, hingga defense, terus diberikan selama sebelum pandemi coronavirus.
"Selama di rumah karena corona, saya berikan mereka latihan fisik dan fundamental yang bisa dilakukan untuk menjaga kebugaran," tambah coach Gerry.
Jajaran pelatih juga memiliki tim yang menangani psikologis pemain sebelum bermain. Metode ini sudah berlangsung selama tiga tahun dan selalu berhasil membuat mental anak asuhnya terangkat.
Coach Gerry menjelaskan, dalam program tersebut ada banyak metode pendekatan untuk anak asuhnya. Hal ini tak lepas dari kepribadian yang berbeda satu sama lainnya. Dengan begitu, anak asuhnya bisa lebih enjoy dengan atmosfer lapangan.
Pelatih yang menangani Trapsila selama tiga tahun ini juga menjelaskan bahwa ia dan tim pelatih hanya memberikan drill dan strategi. Selebihnya bergantung pada individu. Semakin semangat mereka berlatih, maka semakin pesat juga perkembangannya.
"Dari sini juga saya menanamkan kedisiplinan dalam hidup, terutama disiplin waktu. Mulai waktu tidur, hingga makan. Selain itu saya juga menanamkan ke pemain untuk menghargai masukan dari lingkungan sekitar,” jelasnya.(*).