Tidak terasa rangkaian Honda DBL 2019 telah berlalu hampir satu tahun. Salah satu pemain SMAN 1 Banda Aceh, Dicky Pratama teringat perjuangan timnya hingga ke final Honda DBL Aceh Series. Baginya, juara bersama Smansa merupakan momen terindah.

Penampilan Smansa di tahun lalu memang mengundang decak kagum. Pasalnya, tim besutan Muhammad Yudi itu baru pertama kali menyandang gelar juara. Setahun sebelumnya, tepatnya pada edisi 2018, Smansa justru tersungkur di babak awal.

"Musim 2018 kami langsung kalah di babal awal. Di situ kami rasanya terpukul banget. Rasanya latihan selama berbulan jadi sia-sia. Sejak saat itu aku nggak mau rasain kekalahan,” ucapnya.

Musim kemarin ia memang memasang target sebagai juara. Center 18 tahun itu menanamkan mental juara dalam dirinya. "Kegagalan musim 2018 jadi penyemangat kami semua agar bisa berjuang menjadi juara," terangnya.

Ambisinya untuk juara bukan sekedar omongan belaka. Dicky dan tim mampu menunjukkan permainanan yang impresif. Bahkan, di final mereka mengalahkan SMA Methodist. Pemegang dua gelar back to back champion edisi 2012-2013 dan 2016-2017.

Ambisinya di basket memang cukup besar. Ia memiliki impian untuk bisa menjadi pebasket profesional. "Tapi memang aku harus banyak mempersiapkan diri untuk sampai ke level itu," akunya.

Ia percaya, untuk berada di titik tersebut harus melalui proses yang panjang. Target jangka pendekanya adalah bisa bermain di level kampus. Ia sebenarnya akan tes dii salah satu kampus di Jakarta untuk ambil jalur prestasi.

Hanya saja ia sempat mengalami cedera dislokasi bahu. Jadinya, ia coba fokus dulu berkarier di Aceh. “Untuk tahun ini kayaknya aku bakal kuliah dulu di Aceh. Mengikut kompetisi di sini," tuturnya. (*)

Populer

Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Lawan Overthinking, Yualita Rency Sabet All-Star dengan Status Rookie
11 Varian Rasa Kopi Good Day Yang Wajib Kamu Coba
Ke Amerika! Ini Skuad Elite Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa