ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Dicky Pratam (15) menerobos pertahanan lawannya pada Honda DBL Aceh Series 2019 (source: DBL Indonesia)

Tidak terasa rangkaian Honda DBL 2019 telah berlalu hampir satu tahun. Salah satu pemain SMAN 1 Banda Aceh, Dicky Pratama teringat perjuangan timnya hingga ke final Honda DBL Aceh Series. Baginya, juara bersama Smansa merupakan momen terindah.

Penampilan Smansa di tahun lalu memang mengundang decak kagum. Pasalnya, tim besutan Muhammad Yudi itu baru pertama kali menyandang gelar juara. Setahun sebelumnya, tepatnya pada edisi 2018, Smansa justru tersungkur di babak awal.

"Musim 2018 kami langsung kalah di babal awal. Di situ kami rasanya terpukul banget. Rasanya latihan selama berbulan jadi sia-sia. Sejak saat itu aku nggak mau rasain kekalahan,” ucapnya.

Musim kemarin ia memang memasang target sebagai juara. Center 18 tahun itu menanamkan mental juara dalam dirinya. "Kegagalan musim 2018 jadi penyemangat kami semua agar bisa berjuang menjadi juara," terangnya.

Ambisinya untuk juara bukan sekedar omongan belaka. Dicky dan tim mampu menunjukkan permainanan yang impresif. Bahkan, di final mereka mengalahkan SMA Methodist. Pemegang dua gelar back to back champion edisi 2012-2013 dan 2016-2017.

Ambisinya di basket memang cukup besar. Ia memiliki impian untuk bisa menjadi pebasket profesional. "Tapi memang aku harus banyak mempersiapkan diri untuk sampai ke level itu," akunya.

Ia percaya, untuk berada di titik tersebut harus melalui proses yang panjang. Target jangka pendekanya adalah bisa bermain di level kampus. Ia sebenarnya akan tes dii salah satu kampus di Jakarta untuk ambil jalur prestasi.

Hanya saja ia sempat mengalami cedera dislokasi bahu. Jadinya, ia coba fokus dulu berkarier di Aceh. “Untuk tahun ini kayaknya aku bakal kuliah dulu di Aceh. Mengikut kompetisi di sini," tuturnya. (*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY