Irfani Zahira Rustiawan bercerita tentang dirinya yang sempat tidak percaya diri ketika berlaga di Honda DBL West Java Series musim lalu. Irfani sendiri merupakan salah satu pemain dari SMAN 1 Rancaekek.

Penyebabnya adalah karena mepetnya persiapan timnya musim. Beruntungnya sekolah tetap menyokong mereka. Akhirnya, Smansa Rancaekek tetap semangat dan berhasil tembus semifinal regional selatan.

"Tahun lalu tuh targetnya nggak boleh jauh dari dari DBL 2018 deh, di mana kami masuk big four," akunya.

Dia mengakui torehan timnya tidak mengalami perubahan. Hanya saja, tidak lebih buruk dibanding tahun 2018. "Kita semua berusaha yang terbaik semampu kami. Walaupun akhirnya kalah. Kami merasa cukup atas usaha yang telah kami keluarkan," ungkapnya.

Namun, di sisi lain dia merasa harus ada yang diperbaiki. Agar pencapaian dari Smansa Rancaekek bisa lebih baik di musim baru Honda DBL, Januari 2021 nanti. Dengan tegas dia menyatakan bahwa semua hasil tergantung dari persiapan.

"Simpel. Kalau mau jadi juara ya harus serius. Harus satu visi. Nantinya akan timbul kesadaran akan pentingnya latihan. Jaga kondisi badan dan komunikasi tim," paparnya.

Garda 17 tahun itu menambahkan, semua materi yang diberikan pelatih pasti ada maksud dan tujuan. Tinggal bagaimana seorang pemain bisa memahami instruksi tersebut.

"Aku percaya sama tim pelatih. Kalau permainan tim dan arahan pelatih sudah sejalan, pasti bisa klop," imbuhnya. Dia juga percaya dengan kemampuan adik kelasnya. "Keyakinan kami menjadi salah satu dukungan dan acuan buat mereka untuk mencapai target yang lebih tinggi,” pungkasnya. (*)

Populer

Biak Mendobrak (3): Jerih Payah Jualan di Pantai Demi Bisa Tampil di Jayapura
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Pertama Kali Ikut DBL Camp, Efrael Yerusyalom Dapat Teman dari Berbagai Daerah
Drill Favorit Dominique Evelian Selama DBL Camp 2024
To The Future: Windi Adinda Oceanty Lanjut ke Teknologi Pangan Unpad!