Ada yang menarik dari list first team putra DBL 2021 West Nusa Tenggara Series. Yaitu “terselip” satu nama Aditya Putra Pradhana, pemain dari SMAN 2 Mataram. Yaps, fakta menariknya adalah Adit jadi satu-satunya pemain dengan status rookie yang masuk di first team DBL seri NTB putra musim ini. Dari lima nama, ia jadi pemain yang baru mencicipi persaingan di DBL.

Hal itu jadi pembuktian kalau seorang rookie tak bisa dipandang sebelah mata. Student athlete kelas X itu memulai debutnya di DBL kala timnya bersua SMKN 3 Mataram. Pemain bernomor punggung 12 itu terlihat begitu lihai, seolah dirinya tampil layaknya pemain berpengalaman di DBL.

 

Di pertandingan itu, ia berhasil membukukan 11 poin bagi Smanda (jukukan SMAN 2). Sekaligus mengantarkan kemenangan perdana di DBL 2021 atas lawannya. Adit sendiri terus memperlihatkan kemolekannya di tim Smanda. Bahkan, garda berusia 16 tahun itu dipercaya menjadi kapten guna memimpin timnya di lapangan.

Pergerakannya makin diawasi oleh tim lawan. Dirinya selalu tampil trengginas bersama timnya. Salah satu pergerkan yang berbahaya darinya adalah ketika drive untuk menjebol paint area lawan dan finishing dengan menggunakan tangan kirinya.

Ia mengaku banyak belajar dari ayahnya yang juga sekaligus merupakan pelatih Smanda. Terutama soal kedisplinan dan keteguhan ketika bermain basket. “Papa jadi pemicu supaya aku bisa tampil baik di lapangan,” cuapnya.

Sayangnya di final DBL seri NTB lalu, ia gagal memberikan gelar kedua bagi Smanda. Ada kekecewaan dari dalam dirinya. Tapi, dengan terpilihnya jadi first team, cukup jadi penghibur hatinya. “Nggak kepikiran juga bisa kepilih, tapi campur aduk sih antara seneng dan sedih. Soalnya cuma bisa dapet runner up,” cetusnya.

Untuk kedepannya, ia juga bakal lebih giat lagi buat meningkatkan skillnya. Dengan harapan, ia bisa membawa Smanda merasakan gelar keduanya. “Harus diperbaiki lagi, lebih kuasai akurasi shooting dan ball handling,” timpalnya.

Kedepannya, jika berkesempatan untuk mengikuti DBL Camp tahun ini, ia berjanji bakal bekerja lebih keras lagi. Supaya bisa merasakan jadi DBL All Star nantinya. “Pokoknya semua prosesnya dijalanin dengan serius deh,” pungkasnya. (*)

Populer

Timnya Terhenti, Banter Mania Tetap Bangga pada SMAN 1 Sooko Mojokerto
Putra-Putri Patbhe Amankan Kemenangan Perdana
Bolak-Balik Revisi Koreografi Demi Performa Terbaik
Preview Final Seri Jabar: Pembuktian Trisula Aloysius dan Twin Tower Penabur
Pertama Kali Ikut DBL Camp, Efrael Yerusyalom Dapat Teman dari Berbagai Daerah