Jakarta – Menegangkan, satu kata yang cocok untuk menggambarkan pertandingan antara tim putra SMA Ipeka Puri kontra SMAN 19 Jakarta pada (12/8). Pertandingan yang awalnya terlihat mudah bagi SMA IPEKA Puri kian menjadi semakin sulit. Pasalnya, SMAN 19 Jakarta berhasil mengejar ketertinggalan. Mereka mampu memangkas ketertinggalan 11 poin menjadi 4 poin di akhir kuarter ketiga.

Pada saat jeda kuarter ketiga, coach Andreas, pelatih SMA Ipeka Puri mematangkan strategi agar anak asuhnya bisa efektif untuk menghalau usaha tim SMAN 19 Jakarta guna menyamakan kedudukan. Begitu pun dengan Fredy, asisten pelatih SMA Ipeka Puri berusaha untuk memberikan dukungan kepada tim agar keunggulan mereka tak terkejar oleh tim lawan. 

"Pemain ada di bench. Tapi, anak Ipeka yang di bench kan masih baru semua jadi mental mereka belum siap," cetus coach Andreas. Menjelang akhir kuarter keempat, suasana GOR Grogol semakin memanas. Hal itu terjadi lantaran perbedaan poin yang semakin tipis antara SMA Ipeka Puri dengan SMAN 19 Jakarta.

Meskipun Paskip SKIPI (julukan supporter SMA Ipeka Puri) tidak seramai pertandingan sebelumnya, namun Paskip SKIPI tetap dapat menandingi suara supporter SMAN 19 Jakarta dengan teriakan yel-yel yang telah mereka buat.

Selain ketat, permainan juga berlangsung keras. Dua permain baik dari SMA IPEKA Puri maupun SMAN 19 Jakarta jatuh terkapar. Mereka adalah Kristian dari SMA Ipeka Puri dan Glendy dari SMAN 19 Jakarta. Coach Andreas menuturkan cederanya Kristian karena dia kurang pemanasan. Tidak ada yang terlalu serius. "Untuk Tian, dia hanya kurang pemanansan diawal tadi. Ototnya agak tegang, jadi cedera ringan," tutur Andreas.

Walaupun SMA Ipeka Puri berhasil masuk ke babak semifinal, Andreas berpendapat bahwa para pemain yang baru bergabung ke dalam tim masih grogi pada saat pertandingan. Mereka memiliki masalah beberapa pemain andalan yang sudah lulus SMA sehingga mereka harus membuat strategi baru.

"Semua ini proses. Nggak ada yang instan. Mereka butuh proses untuk menjadi lebih baik lagi,” ujar Andreas. Meski mengalami kekalahan, Pak Andreas menggangap bahwa Tim Putra SMAN 19 Jakarta memiliki kesiapan yang cukup untuk melawan Tim Putra SMA Ipeka Puri. Pasalnya, Tim Putra SMAN 19 yang tahun lalu harus gugur pada saat melawan Tim Putra SMAN 2 Jakarta. Pasti sudah mempersiapkan diri untuk kembali berlaga tahun ini.

* Tulisan ini hasil karya tiga siswi SMA IPEKA Puri  yang mengikuti DBL Creator Competition. Mereka adalah Catherine Elizabeth (Content Creator), Robert Hartono (Writer), dan Christian Harjuno (Photographer).

 

Populer

Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Penantian Panjang nan Sabar Samantha Wong untuk Bisa Tembus DBL All-Star 2024
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Pertama Kali Ikut DBL Camp, Efrael Yerusyalom Dapat Teman dari Berbagai Daerah