Doa Orang Tua Jadi Formula Yogie Darmawan Bersinar!

| Penulis : 

Tak ada yang lebih indah dari perjalanan basket masa SMA Yogie Putra Darmawan. Pada tahun terakhirnya melantai sebagai anak SMA, Yogie nyaris mendapatkan segalanya. Ia berhasil membawa Gloria 1 Surabaya menjadi jawara DBL Surabaya.

Prestasi tersebut tidak mudah. Lawan Gloria saat itu adalah Sinlui (SMA St. Louis 1 Surabaya) yang punya tren tak pernah kalah sejak 2018!

Selain itu, selama gelaran Kopi Good Day DBL Camp 2025, Yogie berhasil menembus jajaran skuad elite Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2025. Ini menjadi penutup masa SMA paling manis. Tahun lalu ia sudah mendapat kesempatan untuk berangkat ke DBL Camp. Sayangnya langkah Yogie terhenti di Top 50 Campers saja.

Menariknya di setiap cerita indah yang berhasil ia ukir, Yogie percaya ada doa-doa baik yang selalu dipanjat oleh orang tuanya.

Baca juga: Kepangan Ibu yang Tak Pernah Membebanimu

“Menurutku aku bisa sampai sekarang itu karena doa mama sama papa yang selalu menyertai sih,” ujarnya.

Tak hanya doa kedua orang tuanya yang mengiringi setiap langkah perjuangannya. Sejak mulai mencintai basket, kedua orang tuanya tak pernah membiarkan Yogie berjuang sendiri.

“Sejak aku kecil sampai aku SMP itu kalau mau latihan atau tanding selalu diantar, ditungguin, sama dijemput sama mama papa. Itu selalu dan sampai sekarang aku masih kebayang,” ungkapnya.

Meski percaya bahwa ada doa orang tua yang selalu menyertainya, Yogie sempat merasa pesimis. Pesimis untuk bisa masuk dalam bagian skuad DBL All-Star. Penyebabnya adalah bukan karena ia sedang tidak dalam kondisi maksimal kala melahap berbagai menu latihan. Melainkan karena ia takut sinarnya tak seterang pesaingnya.

“Aku sempat overthinking. Waktu tiga hari terakhir itu yang banyak scrimmage. Aku ngerasa aku gak bakal nonjol kalau cuman nunggu bola di corner aja, gak ngapa-ngapain. Terus ada pelatih yang bilang kalau coba minta bola terus bawa bola. Alhamdulillah lah dari situ mulai percaya lagi,” ceritanya.

Baca juga: Cinta Ibu Kasih untuk Yogie Putra Darmawan

Sejatinya pada tahun terakhir berangkat ke kamp, Yogie tak punya target khusus. Ia hanya ingin menikmati setiap momen yang ada. Momen yang musim depan sudah tak bisa ia ulang kembali.

“Tahun lalu itu aku cuman sampai Top 50 aja kan. Pikirku tahun ini sampai Top 24 aja sudah oke. Tapi kok nanggung jadinya sampai All-Star aja lah,” ujarnya.

Ketika namanya dipanggil untuk bergabung pada barisan penggawa DBL All-Star lain, Yogie langsung sujud syukur sebelum melangkah maju. Itu menjadi momen paling mahal dan manis dalam perjalanan basketnya.

“Alhamdulillah banget, setelah itu aku telepon mama sama papa. Bilangnya mereka nonton streaming. Aku nelfon langsung. Mama sempet nangis terharu. Aku juga terharu soalnya mama sama papa bikin video semangat gitu,” terangnya.

Kepada DBL Play, Yogie menitipkan pesan. Pesan untuk dirinya sendiri karena sudah tak salah dalam memilih sebuah jalan yang tak akan pernah ia sesali.

“Waktu mau masuk SMA itu aku sempat bimbang. Mau masuk Gloria apa negeri. Pikirku aku mau yang pendidikan sama basketnya itu bagus. Di Gloria itu ngajarin dua-duanya,” cetusnya.

Yogie Darmawan dan doa-doa orang tuanya yang menuntunnya ke mimpi-mimpi besar.

Populer

Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Indonesia Arena: Stadion Indoor Baru Kebanggaan Indonesia
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Beep Test: Pengertian dan Manfaat untuk Kebugaran
Training Camp Perdana Kayla Rara dan Komentarnya Soal Skuad All-Star