Honda DBL with Kopi Good Day 2025 Yogyakarta mengajak aku untuk membuka kembali memori-memori indah semasa SMA. Engga ding. Kayaknya engga cuman SMA. Aku dulu juga sempat main di JRBL (mungkin sekarang Junior Exhbition Games) Yogyakarta. Itu rasanya jadi momen pertama aku membuka banyak pintu di sana (kompetisi DBL).
Tahun 2016 aku memulai perjuangan bersama teman-teman satu tim dari SMPN 1 Yogyakarta. Tembus ke semifinal tapi gagal ke final karena kalah dramatis dari SMP Stella Duce 1 Yogyakarta. Sampai sekarang aku masih keingat. Bagaimana kami yang nyaris menggenggam prizeboard final namun digagalkan oleh teman-teman dari Stece.
Tahun 2019 aku balik lagi ke DBL Yogya. Balik lagi ke GOR UNY. Arena yang sempat memberiku rasa trauma akan kegagalan membawa almamater SMP aku ke final. Kali ini aku tanding di level SMA, membela Padmanaba (sebutan SMAN 3 Yogyakarta). Ketakutanku muncul kembali. Di semifinal kami bermain melawan SMAN 2 Yogyakarta. Pertandingan berlangsung ketat. Lagi dan lagi cerita zaman aku SMP kembali terulang.
Obat penawar dari kegagalanku membawa sekolah tercinta tampil di final adalah aku datang pas partai final. Sebagai perwakilan sekolah untuk berangkat ke DBL Camp. Ini pengalaman keduaku hadir di partai final.
Ternyata, saat itu aku bukan cuman terpilih sebagai First Team DBL Yogyakarta. Namaku juga menjadi MVP. Kebetulan waktu itu DBL Camp masih di Surabaya. Konon katanya tempat DBL pertama kali diselenggarakan.
Tahun 2018 aku gagal untuk masuk dalam bagian skuad DBL All-Star. Tahun 2019 menjadi tahun pembalasanku. Harus habis-habisan, kataku dalam hati. Alhamdulillah dikasih berkah bisa berangkat ke Amerika Serikat. Terpilih sebagai salah satu pemain DBL All-Star.
Baca juga: Adrian Nanda Pradipta, Merantau ke Yogyakarta demi Akademik dan Basket
Sebelum berangkat ke Amerika Serikat, aku mau berbagi cerita dan pengalamanku selama di DBL Camp. Ketemu banyak sekali pemain-pemain jago dari series lain. Selain bersaing, di sana aku juga mendapat cukup banyak teman baru.
Bahkan sampai sekarang kami masih cukup sering bertukar kabar. Lebih lagi sampai saling follow di second account Instagram. Salah satu yang dekat itu Brylia Tumanduk. Kalau gak salah dia asalnya dari Sulawesi (DBL Manado).
Aku sebenarnya gak begitu kaget ketika berada di DBL Camp. Sejak kecil aku sudah berada di lingkungan yang beragam. Inklusif. Membaur dan merangkul satu sama lain.
Pengalaman itu semakin tak ternilai lagi harganya ketika aku berangkat ke Amerika Serikat. Di Amerika Serikat ngerasain latihan di Mamba Sports Academy yang begitu melegenda. Melihat dan menonton LeBron James tanding dan main di Staples Center.
Jujur, sejak awal banget aku main basket, aku gak pernah punya pikiran buat sampai sana (Amerika Serikat). Bisa berlatih di Amerika, nonton NBA, dan bahkan tanding di kompetisi internasional dan jadi juara. Gak ada kata paling tepat untuk merangkum itu semua.
Baca juga: Christian Safelembo, Mutiara dari Timur di Skuad Olifant
Sekarang aku kembali lagi ke sini (DBL Yogyakarta). Tempat aku membuka banyak pintu pengetahuan dan pengalaman baru. Bukan, bukan jadi pelatih, ofisial, atau pemain. Aku menjadi kru DBL bagian LO (Liaison Officer).
Membantu teman-teman pemain, dance, dan ofisial biar flow di lapangan lebih lancar dan mereka bisa fokus bertanding lebih nyaman. Ini menjadi salah satu pintu baru yang aku buka.
Euforianya? Jangan ditanya. Aku masih benar-benar merasakan euforia itu. Semangat mereka, adrenalin sebelum masuk lapangan. Mungkin, tertular dari para pemain dan tim yang aku pegang. Jadi begini rasanya.
Barangkali keberhasilanku dulu juga tak terlepas dari doa yang dipajat oleh kakak-kakak kru waktu itu. Pun demikian dengan sekarang. Doa juga kupanjat setiap kali para pemain dan ofisial berkata “doain ya, Mbak”.
Semoga adik-adik semua yang bertanding dilancarkan dan dimudahkan dalam meraih segala yang dicita-citakan dan diberikan hasil terbaik. Karena aku percaya keberhasilan tidak datang dengan sendirinya. Ia datang bersama dengan doa dan usaha.
Tulisan ini ditulis oleh Ainayya Nur Azzahra, alumnus SMAN 3 Yogyakarta. MVP JRBL 2016 Yogyakarta dan MVP DBL Yogyakarta 2019. Dirinya juga terpilih masuk dalam daftar skuad DBL All-Star 2019.