SMA IPEKA Puri Indah Jakarta atau Camaraderie akhirnya pecah telur. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, mereka berhasil meraih gelar First Place Azarine DBL Dance Competition 2025 Jakarta.

Momen yang terasa begitu magis di Indonesia Arena pada Jumat, 21 November 2025 lalu, layaknya babak terakhir yang ditulis dengan tinta emas.

Musim ini begitu berbeda bagi Camaraderie. Setelah dua tahun tanpa kesempatan untuk mencicipi megahnya panggung Indonesia Arena, mereka datang dengan harapan yang begitu besar. 

Camaraderie berisikan personel yang mayoritas duduk di bangku kelas XII. Menjadikan musim ini sebagai panggung terakhir yang harus ditutup dengan prestasi paling berkesan. 

Tidak ada kata “sekadar.” Tidak ada ruang untuk tampil setengah hati. Mereka berlatih lebih intens dan lebih ambisius sejak hari pertama.

“Dari awal latihan banget kita sudah berharap bisa perform di Indonesia Arena,” ungkap Valencia Stephanie Hadassah. 

“Karena mayoritas kami kelas XII, jadi maunya last year bisa lebih baik dan lebih memorable dari tahun sebelumnya.”


Potret penampilan tim dance SMA IPEKA Puri Indah Jakarta saat Best Five Azarine DBL Dance Competition 2025 Jakarta di Indonesia Arena

Namun, mimpi itu tak datang begitu saja. Camaraderie membayar semuanya dengan pengorbanan yang bahkan melekat di tubuh mereka. Mulai dari lutut lebam, pulang larut setiap hari, dan waktu belajar yang terkikis. 

Baca Juga: Apresiasi Besar Sang Adik Bagi Georgesua Peterslone di Panggung Dance

Mereka menghabiskan sebagian besar hari dengan keringat dan tetesan air mata, yang hanya bisa terbayar tuntas ketika nama mereka diumumkan sebagai First Place.

“Pulang malam tiap hari, injuries, lutut biru-biru. Tapi setelah hasilnya keluar (juara), semuanya paid off,” lanjut Valencia sambil mengenang perjuangan itu.

Panggung itu, bisa jadi, adalah panggung perpisahan. Khususnya untuk para senior yang merasakan perform di Indonesia Arena untuk pertama dan terakhir kalinya. 

Perasaan campur aduk itu pun Valencia rasakan. Bahagia karena akhirnya juara, juga sedih karena semua proses dan kebersamaan itu sudah mencapai garis akhir.

Seneng banget, tapi sedih juga karena ternyata semuanya sudah terlewati. Rasanya mau ngulang perform-nya. Bakal kangen banget sama momen bareng tim dan semua prosesnya.”

Adapun satu hal yang paling sulit dilepaskan dari ingatan adalah atmosfer Indonesia Arena. Sorakan penonton, hingga adrenalin yang memuncak dalam hitungan detik. Semua itu membuat tanggal 21 November seolah tak ingin mereka biarkan berlalu begitu saja.

“Atmosfernya, audience, adrenalinya, rasanya pengen banget ngulang lagi tanggal 21 November.”

Baca Juga: Fixed! Berikut Best Three Azarine DBL Dance Competition 2025 Jakarta

Kemenangan ini menjadi kejutan yang menyenangkan bagi banyak pihak. Bahkan para alumni pun ikut bangga melihat generasi penerus membawa nama sekolah lebih besar lagi musim ini.

“Iya, alumni-alumni pada shock dan ikut bangga juga. Happy banget bisa bawa nama Camaraderie jadi lebih besar,” tutup Valencia.

Bagi Camaraderie, ini bukan sekadar trofi. Ini adalah warisan. Sebuah penanda bahwa perjuangan tak pernah mengkhianati hasil.

Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 digelar di 31 kota dan 22 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.

Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 juga menampilkan AZA 3X3 Competition 2025-2026 dan Azarine DBL Dance Competition 2025-2026. 

Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 disiarkan live di channel YouTube DBL Play. Dua musim ini DBL didukung oleh produk kopi anak muda, Kopi Good Day. (*)

Baca Juga: Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Beep Test: Pengertian dan Manfaat untuk Kebugaran
Sejarah Tercipta, Buksi Juara Dua Musim Beruntun di Indonesia Arena!
5 Macam Passing dalam Bola Basket yang Wajib Kamu Ketahui!
Robert Piet dan Tugas Besar Menjaga Konsistensi Benjamin Piet di Lapangan