Tim basket SMA Trimulia Bandung memang belum menggelar latihan secara langsung di lapangan hingga saat ini. Sang head coach, Taufik Shaleh, masih menunggu lampu hijau dari pihak sekolah. 

Meski demikian, dia telah menyiapkan beragam program khusus bagi anak didiknya itu. Secara online, dia terus memantau perkembangan timnya. Dibantu coaching staff lainnya. Dia fokus pada program penguatan kondisi fisik dan skill individu masing-masing anggota skuadnya.

"Begitu pihak sekolah memberi ijin (berlatih bersama), kami langsung geber program pemantapan strategi dan game plan," ungkapnya.

Tim SMA Trimulia adalah salah satu tim kuda hitam pada gelaran Honda DBL West Java Series musim 2019. Mereka sukses menembus babak semifinal Championship Series.

Itu adalah pencapaian yang luar biasa. Sebab, satu tahun sebelumnya, di edisi 2018. Perjalanan mereka terhenti pada perempat final seri Jawa Barat (Jabar). Dengan raihan yang baik musim kemarin, Coach Taufik tertantang mencapai hasil lebih baik lagi musim ini.

“Sebenarnya target kami musim kemarin ya juara. Sayang, di semifinal kami kehilangan momentum, jadi kalah,” paparnya.

Pelatih berusia 37 tahun itu memang menyayangkan kegagalan timnya. Namun, ia tidak mau timnya larut begitu lama dalam rasa penyesalan. Sejak kedatangannya ke Trimulia satu tahun lalu, ia menerapkan pada anak didiknya agar saling yakin dan percaya dengan kemampuan tim. Berbekal pengalamannya saat menjadi pelatih kepala Honda DBL All-Star 2016, ia tularkan semangat tersebut.

“Utamanya adalah soal disiplin baik di dalam dan luar lapangan,” ujarnya. Selain itu, ia meminta untuk sering berkomunikasi satu sama lain. Agar bisa terjalin hubungan yang baik antar pemain.

“Saya juga berpesan agar mereka bisa menjalin kerja sama yang baik dengan sekolah maupun orang tua,” tandasnya.

Coach Taufik kala melatih SMA Trimulia Bandung (source: DBL Indonesia)

Kekalahan atas SMA Regina Pacis Bogor di fantastic four, membuatnya mencatat beberapa bahan untuk dievaluasi. Diantaranya adalah soal kedewasaan saat bertanding.

Decision making mereka harus dilatih supaya lebih percaya lagi satu sama lain,” kelakarnya. (*)

 

Populer

Pulang dari DBL Camp, Marcelo Arok Langsung Bagi Ilmu ke Siswa-siswi di Wamena
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Biak Mendobrak (3): Jerih Payah Jualan di Pantai Demi Bisa Tampil di Jayapura
Penantian Panjang nan Sabar Samantha Wong untuk Bisa Tembus DBL All-Star 2024