ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Sumiati Sutrisna ketika membela timnas Indonesia pada ajang FIBA Women's Asia Cup 2021

DBL Indonesia telah mengudara selama 20 tahun. Selama itu pula DBL menjadi jembatan bagi anak-anak muda untuk menaruh mimpinya di bidang olahraga (basket). Sekadar ingin membuat orang tua bangga, ingin mendapat beasiswa, hingga merubah nasib demi kehidupan kelak yang lebih baik.

Sederhananya DBL menjadi pertaruhan anak-anak muda menjaga mimpinya agar tetap hidup dan mengangkasa. Tercatat ada ribuan student athlete yang kini sukses menggapai mimpinya lewat jembatan bernama DBL.

Paling terbaru barangkali adalah kisah Halmaheranno Aprianto, penggawa SMK Santo Mikael Surakarta. Basket dan DBL membawanya menembus banyak pintu cakrawala dunia. Mendapat beasiswa masuk SMK hingga kuliah. Ibunya sendiri mengaku tak bisa membiayai studi lanjutan andai anaknya tidak berprestasi di bidang basket dan di DBL.

Baca juga: Jalan Hidup Jerhemy Owen, dari Basket Bersinar sebagai Konten Kreator Lingkungan

Kisah yang abadi adalah kisah Sumiati Sutrisno, alumnus SMA YPPI 2 Surabaya. Kak Sumi -sapaan karibnya- tak ubahnya dongeng paling masyhur di Kota Pahlawan. Momen tersebut terjadi ketika Kak Sumi berseragam SMA YPPI 2 Surabaya di ajang DBL 2006 dan 2007. Momen di mana kehebatannya diakui dan meledak di permukaan.

Kak Sumi berhasil membawa sekolahnya menjadi juara DBL selama dua musim berturut-turut. Sekolah tanpa tradisi basket yang kuat menjadi juara merupakan sebuah anomali. Kak Sumi membawa sekolahnya menjadi sekolah pertama di DBL yang sukses menjaga takhta selama dua musim beruntun.

"DBL itu ajang bagi pelajar buat menunjukkan kemampuan prestasi nonakademis mereka. Sejak dulu memang sisi akademis pemain itu diperhatikan. Waktu itu ya beruntung sekali karena secara gak langsung juga mempersiapkan diri di bidang akademik," buka Kak Sumi.

Ia bahkan didapuk sebagai pemain terbaik DBL kala itu selama dua tahun beruntun. Kak Sumi bahkan mendapat hadiah satu unit motor berkat aksi fenomenalnya selama bermain di ajang DBL.

Baca juga: Abraham Yoel, DBL All-Star Pertama yang Bermain di Liga Profesional!

"Waktu itu kan final terus ramai banget GOR-nya full. Terus orang tua juga nonton langsung. Ngelihat langsung waktu dapat motor," kenangnya.

Kisah menariknya ada di sini. Kak Sumi berasal dari keluarga sederhana dengan segudang keterbatasan. Waktu itu sang Ibu hanyalah seorang buruh cuci, sedangkan ayahnya adalah buruh bangunan.

Sampai sini saja kita sudah mendapat gambaran bagaimana susahnya kala itu membeli peralatan latihan atau sekadar berlatih demi bisa meningkatkan kemampuan diri.

Belum lagi cobaan yang harus ia hadapi ketika hendak berlatih. Kak Sumi harus mengayuh sepedanya dengan jarak tempuh setengah jam hanya untuk bisa berlatih.

"Benar, sebenarnya cobaannya gak cuman pada persiapan dan hal-hal teknis saja. Tapi, waktu itu aku juga harus menjaga nilai akademik biar bisa ikut DBL," ungkapnya.

Baca juga: Perjalanan Spiritual Misionaris DBL ke Sepuluh Kota Awal

Satu hal yang membuatnya sungguh pas dengan sebutan anak ajaib ada pada kesungguhan dan kerja kerasnya. Menjawab segala keraguan yang ada pada dirinya. DBL sendiri menjadi tempat pembuktiannya. Menjadi jalan pembuka baginya untuk terbang tinggi bersama mimpi-mimpi besarnya.

“Saya masih ingat betul suara suporter yang meneriakkan nama saya di malam final. Bahkan, kartu tanda peserta, kaus champion, termasuk hadiah motornya,” kenang Kak Sumi.

Kini sudah lebih dari satu dekade berlalu. Segudang prestasi telah diukir oleh Kak Sumi. Bukan hanya menjadi pemain terbaik di DBL saja. Ia membawa Indonesia meraih medali perunggu di SEA Games 2017, juara satu Srikandi Cup 2019.

Perjalanan kariernya di basket merupakan sebuah dongeng paling indah di DBL Indonesia. Anak dari buruh cuci yang membawa nama Indonesia berprestasi di luar negeri. Anak itu adalah Sumiati Sutrisno.

"Tantangannya itu ya membagi waktu antara latihan sama belajar. Aku sering izin pulang sekolah lebih awal karena ada pertandingan. Habis DBL juga masih harus latihan di klub. Wah, kenangan yang gak bisa dilupakan," terangnya.

Kisah Sumiati begitu masyhur kala itu. Tak sedikit dari banyak orang masih ingat dengan betul bagaimana Kak Sumi menyihir para penonton "Alhamdulillah kalau banyak yang terinspirasi dari perjalanan saya di basket. Pastinya senang dan bangga bisa jadi inspirasi bagi orang lain," cetusnya.

Foto: FIBA

Lihat cerita-cerita menarik DBL dalam seri 20 Tahun DBL Indonesia selengkapnya di sini

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY