“Aku jujur seneng banget karena kami telah banyak berjuang,” itulah kalimat pertama yang diucapkan oleh Francisco Raymundo Bole, salah satu penggawa tim putra SMA Santa Maria Surabaya tepat setalah pertandingan berakhir.
Pernyataan itu disampaikan saat Francisco -panggilan akrab Francisco Raymundo Bole- usai melantai di hari ke-18 Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java-North (DBL Surabaya), Sabtu, 20 September 2025. Hari itu, Fransisco berjuang untuk tim putra SMA Santa Maria Surabaya (Sanmar) saat ditantang SMAN 1 Taman (Thor).
Fransisco pantas seneng banget. Sebab Sanmar mampu memetik kemenangan pertamanya. Thor dikalahkan dengan skor akhir 49-16.
Francisco tampil bak seorang bintang sekaligus menjadi top skor bagi Sanmar. Ia mencatatkan 14 poin dan 5 steal dari bangku cadangan.
Baca Juga: Jadwal dan Link Live Streaming DBL Surabaya, Sabtu 20 September 2025
Cowok yang hobi menyantap hamburger itu bercerita bahwa persiapan Sanmar sudah dilakukan sejak 2024. Namun diakui, timnya masih banyak kelemahan yang perlu segera diperbaiki. Itulah kenapa di laga sebelumnya -ketika menghadapi SMAN 1 Gresik- Sanmar belum bisa mendapatkan kemenangan. Timnya ketika itu masih demam panggung.
"Siang ini Tuhan mengirim berkat buat kami," ucap Fransisco.
Di laga lawan Thor itu, Fransisco dan anak-anak termotivasi untuk membalas budi orang-orang yang selama ini tak lelah memberi dukungan. Oleh karena itu mereka harus bisa memberikan kemenangan.
Fransisco sendiri tak menyangka bakal menjadi top point. Begitu tahu menjadi pemain dengan jumlah poin terbanyak, anak bungsu dari dua bersaudara ini sangat bersyukur. Sebab yang dikejarnya pertama adalah bagaimana membawa Sanmar menang.
Ketika mencetak setiap poin pun Fransisco memilih tak selebrasi. Ia ingin berupaya fokus membantu timnya defense. “Saya berupaya memikirkan ini pertandingan masih berjalan, apapun masih bisa terjadi. Saya harus fokus memperoleh kemenangan,” ujarnya.
Di kesempatan sore itu, Fransisco juga sempat bercerita awal perkenalannya dengan basket. Ternyata Fransisco baru bermain basket saat ia duduk di kelas 2 SMP.
"Sebelumnya tidak memiliki hobi apapun," kelakarnya.
Fransisco mengenal basket dari seorang sahabatnya bernama Nicholas Abel. Namun sang sahabat itu kini berpisah. Nicholas Abel memilih menuntut ilmu di SMAN 5 Balikpapan.
“Awalnya main basket hanya sebagai hobi saja. Tetapi, lama-kelamaan kok aku lumayan jago ya," ujarnya sembari bercanda. Pujian dari pelatih juga membuatnya yakin bahwa basket merupakan hobi yang perlu ia seriusi. "Skhirnya aku memiliki semangat ikut turnamen dan terus berlanjut sampai sekarang,” sambungnya.
Saking semangatnya mengembangkan diri lewat basket, Francisco memilih hijrah. Ia pindah dari kota kelahirannya Balikpapan, Kalimantan Timur ke Surabaya. "Menurutku ada perbedaan yang besar dalam hal pengembangan basket di Surabaya dan Balikpapan," ujarnya.
Potret ketika Francisco akan melakukan tembakan tiga angka
Sebelum memutuskan pindah ke Surabaya, pergulatan sempat terjadi pada Fransisco. Antara tetap melanjutkan sekolah di Balikpapan atau pindah ke kota besar.
Saat itu Fransisco berpikiran jika tetap memilih bersekolah di Balikpapan, ia khawatir kemampuannya akan berhenti sampai di situ saja. Sebab ia akan bertemu dengan lawan yang sama. Satu level permainan dengannya.
Sementara itu, jika berada di Surabaya, maka kemahirannya dalam bermain basket bisa berkembang. Sebab ia bisa bertemu dengan tim-tim basket sekolah lain yang punya pemain-pemain dengan skil hebat dan merata.
“Aku keluar dari zona nyamanku dari Kalimantan dan pergi ke DBL Surabaya ini. Aku mencari sekolah yang bisa menerimaku bermain basket serta masuk ke dalam timnya,” ucapnya.
Fransisco mengaku sempat menimbang-nimbang sekolah yang akan dituju di Surabaya. Namun pilihan itu kemudian jatuh pada SMA Santa Maria Surabaya.
“Sejak aku masih kecil, aku sudah belajar di sekolah berbasis Kristen. Seperti waktu SMP aku bersekolah di SMP Kristen IPEKA Balikpapan. Nah pas di Surabaya aku pengen belajar di sekolah Katolik, yang kebetulan merupakan keyakinanku,” terangnya.
Cowok bertinggi 171 sentimeter itu mengaku bangga akhirnya bisa bermain di kompetisi sebesar DBL. Apalagi orang tuanya menyempatkan hadir nonton di tribun DBL Arena.
Di akhir wawancara, Fransisco menyelipkan pesan untuk teman-temannya dalam menatap pertandingan ketiga menghadapi SMA ITP Surabaya.
“Tetap semangat, masih ada gim pada hari selasa nanti. Jangan senang-senang terlebih dahulu, secukupnya saja. Hal ini karena kita masih mempunyai fokus untuk melangkah ke Round 2,” pungkasnya.
Gim Sanmar versus Saints (sebutan untuk SMA ITP Surabaya) akan berlangsung pada 23 September mendatang.
Baca Juga: Freedom Squad Terinspirasi Lady Gaga, Santa Maria Ingin Marsha Menjadi Bintang!
DBL Surabaya merupakan bagian dari Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026, yang digelar di 31 kota dan 22 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.
Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 digelar di 31 kota dan 22 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.
Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 juga menampilkan AZA 3X3 Competition 2025-2026. Ada juga Azarine DBL Dance Competition 2025-2026 dengan tema Shine Like a Star.
Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 disiarkan live di channel YouTube DBL Play. Laga final setiap region dan series tayang secara eksklusif di YouTube Good Day ID. Dua musim ini DBL didukung oleh produk kopi anak muda, Kopi Good Day.
Baca Juga: Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Profil Francisco Raymundo Bole bisa kalian cek di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap).