Siapa bilang student athlete dalam gelaran Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java-North cuma bersinar di lapangan?
Kenalkan, inilah sosok Agha Hanania Athala Ardiansyah, penggawa SMAN 1 Surabaya (Satoe), yang juga berprestasi di dunia akademik lewat berbagai olimpiade matematika dan ajang duta siswa.
Semua pengalaman itu bermula saat Agha, begitu ia disapa, berada di bangku SMP. Ia menuturkan bahwa sang bundalah yang terlebih dulu menyadari bakatnya tersebut.
“Waktu kelas tujuh, bunda itu nyuruh buat ikut olimpiade matematika karena aku dirasa ahli di bidang ini. Habis itu, pertama kali nyoba ikut lomba matematika internasional dan bisa dapat bronze medal,” ungkap Agha.
”Mulai saat itu, aku lebih sering olimpiade matematika. Aku pernah dapet medali emas di perlombaan olimpiade siswa tingkat nasional. Itu paling menyenangkan karena aku enggak expect kalau bakal dapat juara,” imbuhnya.
Baca Juga: Fardan Samudra Ceritakan Momen Paling Berkesan Selama DBL Surabaya 2025
Menariknya, Agha ternyata punya alasan tersendiri di balik ketertarikannya terhadap matematika. Tak seperti mata pelajaran lainnya, rumus matematika justru lebih mudah untuk dipahami.
“Kalau yang pelajaran lain, aku tuh emang lebih susah nangkepnya karena memang bukan bidang aku mungkin, ya,” tutur Agha.
Deretan pencapaian itu tidak membuatnya langsung berpuas diri. Selain fokus mengasah diri di ranah akademik, pemain bernomor punggung 16 itu pun mulai melirik olahraga basket berkat ajakan teman-temannya.
“Kayaknya, aku juga ada potensi buat di basket karena aku tuh tinggi. Akhirnya, aku sempat ikut JRBL. Cuma pas itu, aku baru setahun terjun ke dunia basket. Jadi, pastinya belum terlalu ngerti tentang taktiknya,” beber alumnus SMP Al Azhar 13 Surabaya.
Sejak menekuni bidang baru, Agha mengaku sempat kewalahan dalam membagi waktu. Pasalnya, ia harus menyeimbangkan antara sederet kursus tambahan dengan jadwal latihan basket yang padat.
“Aku pernah ada turnamen basket jam tiga sore, padahal jam satu siang ada lomba matematika internasional. Jadinya, aku bimbang antara mau ikut yang olimpiade atau basket. Untungnya, aku bisa susulan buat yang olimpiade. Harusnya, aku ke Thailand, tapi ada opsi online buat yang enggak bisa dateng,” terang Agha.
Baca Juga: Ragu Pegang Bola di Lapangan, Ini Kisah Wesley Sebastian Tembus Batasan Diri
Alih-alih kapok, sosok berperawakan 178 sentimeter ini justru semakin gencar menggali pengalaman baru. Belum lama ini, Agha pun mulai aktif berpartisipasi dalam ajang Duta Siswa Jawa Timur dan Duta Pelajar Antikorupsi.
“Ternyata seseru itu bisa nambah pengalaman baru. Aku juga ada passion di bidang public speaking, jadi aku rasa itu hal yang cocok,” ujarnya.
Meski kerap dihantui lelah, dirinya berharap agar dapat terus menyeimbangkan ketiga kegiatan tersebut. Bahkan, Agha sudah memiliki rencana berikutnya usai menuntaskan perjalanannya bersama pasukan Satoe di DBL Surabaya 2025.
”Olimpiade itu yang paling deket ada Southeast Asian Mathematical Olympiad (SEAMO). Itu tingkat Asia dan online. Terus, kalau basket juga ada turnamen lain,” kata Agha.
Tak ketinggalan, siswa kelas 10 ini ingin memanfaatkan waktu yang ada untuk bisa lebih fokus mempersiapkan diri menghadapi DBL musim depan. Semangat terus, Agha!
Sebagai informasi, DBL Surabaya 2025 merupakan salah satu rangkaian panjang dari kompetisi Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026.
Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 digelar di 31 kota dan 22 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.
Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 juga menampilkan AZA 3X3 Competition 2025-2026. Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 disiarkan live di channel YouTube DBL Play. Dua musim ini DBL didukung oleh produk anak muda, Kopi Good Day.
Baca Juga: Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Profil pemain ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa lakukan scroll dengan double tap)