ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Adelaide Callista Wongsohardjo (kanan) saat menonton scrimmage Top 24 Honda DBL Camp putri, Jumat (15/11/2019).

SURABAYA - Adelaide Callista Wongsohardjo termasuk pebasket yang istimewa. Ia baru pertama kali ikut Honda DBL Camp pada tahun 2017, dan langsung lolos masuk jajaran Most Valuable Player (MVP) All-Star. Tak lama setelahnya, tepatnya pada April 2018, ia mendapat surat panggilan dari Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) untuk seleksi masuk Tim Nasional (Timnas) Basket Putri Indonesia.

Lady, sapaan akrabnya, mengakui prestasinya tak luput dari kerja kerasnya selama mengikuti Honda DBL Camp. Cewek kelahiran Malang, 12 Oktober 2001 tersebut bercerita, dia sempat down akibat komentar salah satu coach. Tetapi, ia menggunakan kritik tersebut sebagai penyemangat. Tim DBL.id pun berkesempatan untuk melakukan sesi QnA bareng pemain termuda Timnas Basket Putri Indonesia ini, saat ia dan anggota timnas lainnya mengunjungi Honda DBL Camp, Jumat (15/11/2019).

 

Halo Lady! Ceritakan dong, gimana kamu bisa terpilih sebagai All-Star dua tahun lalu?
Pertama kali aku ikut DBL itu di Malang. Puji Tuhan aku masuk First Team, lalu akhirnya ikut DBL Camp. Puji Tuhan aku kepilih sampai All-Star.

Menurut kamu, apa yang membuat kamu berhasil masuk jajaran All-Star?
Kalau aku waktu itu kan ada tiap station, aku tetap ngelakuin yang terbaik. Terus ya kayak maksimal gitu ngelakuinnya. Scrimmage kayak gini (menunjuk Top 24 Honda DBL Camp 2019 yang sedang scrimmage) itu nggak boleh egois. Tetap kita itu main tim. Sekali-sekali nggak papa egois, tapi tetap yang utama main tim.

Apa tantangan paling sulit selama Honda DBL Camp?
Waktu scrimmage, sih, karena harus nyesuaiin sama teman-teman lain juga.

Pernah ngerasa nervous nggak selama Camp?
Nervous iya. Soalnya pernah ada kayak drill dari pelatih luar negeri tentang pick and roll. Selesai drill itu saya dipanggil sama pelatihnya, dibilangin kalau 'kamu itu sebenarnya pemain bagus, tapi kamu malas'. Dari situ, kayak langsung down gitu. Tapi untungnya nggak se-down itu. Lebih ke menguji aku, jadi aku waktu defend lebih semangat.

Gimana cara Lady mengubah kritik itu jadi pemicu semangat?
Pengin nunjukin aja kalau aku sebenarnya nggak sesuai sama omongan pelatihnya. Mungkin kelihatannya bagi dia aku malas aja, tapi enggak. Aku pengin buktiin kalau sebenarnya itu nggak bener.

Nggak lama setelah Camp, kamu langsung masuk Timnas. Apa kesulitan yang kamu rasakan?
Yang jelas permainannya pasti beda anak SMA sama timnas senior. Apalagi kakak-kakak senior pasti lebih jago. Harus nyeimbangin permainannya karena nggak terbiasa, atau mungkin lagi di bawahnya gitu. (*)

 

Sambil nunggu update kabar terbaru dari Honda DBL Camp 2019, biar gak kudet baca berita-berita mainmain.id yuk:

Sebelum Gaspol Nonton Ford v Ferrari, Ketahui Fakta Penting Sirkuit Le Mans

Nostalgia Ponsel Lipat ala Motorola RAZR

7 Fakta Menarik Xiao Zhan, Aktor yang Jadi Cowok Teganteng se-Asia

5 Game Indie Terbaru yang Rilis pada 2020

Ini Spesifikasi iPhone 12 yang Dikabarkan Muncul Tahun Depan

Lokapala, Game MOBA Anak Bangsa yang Bakal Diluncurkan pada 2020

Djaduk Ferianto dan Karyanya yang Terus Abadi

Review 'Charlie’s Angels': Tetap Asyik Meski Pemainnya Baru

Call of Duty: Mobile Segera Luncurkan Mode Zombie

 

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY