SMA Karangturi Semarang termasuk jajaran sekolah unggulan di Jawa Tengah. Sebagai bukti, mereka adalah juara Honda DBL Central Java Series dua musim beruntun. Tahun ini mereka membidik gelar ketiga.
Namun Karangturi punya tugas yang cukup berat untuk mencetak three-peat di Honda DBL seri Jawa Tengah. Sebab mereka tak lagi diperkuat oleh duo motor serangan, yakni Lie Kurniawan dan si anak ajaib, Mario Davidson.
"Selain Lie dan Mario, masih ada dua bigman kami yang sudah tidak bermain di tahun ini. Saat ini pemain Karangturi lebih dominan small man," terang Rudy Kurniawan, pelatih Karangturi.
Penampilan kedua pemain itu terbilang cukup stabil. Berkat mereka, Karangturi berhasil comeback di laga final melawan SMA Warga Surakarta. Lie yang berposisi forward, mengumpulkan 45 poin, 20 rebound, 5 assist, 2 blok, dan 10 steal dari enam laga. Sedangkan Mario yang berposisi i, menorehkan 54 poin, 23 rebound, 12 assist, 3 blok, serta 10 steal.
Terlepas dari peran dua pemain itu, coach Rudy menyebutkan ada tiga faktor penting yang membuat timnya sangat tangguh hingga berhasil back to back juara.
"Pertama karena anugerah Tuhan. Kedua berkat kerja keras tim ketika latihan. Ketiga adalah dukungan dari sekolah dan orang tua yang terus mengalir," lanjutnya.
Menjelang musim baru ini, coach Rudy coba selesaikan evaluasi dari penampilan timnya musim lalu. Ia ingin Karangturi tak lagi bergantung kepada satu-dua pemain.
"Tahun ini saya akan perkuat kerja sama tim. Karena kekuatan kami lebih merata pada musim ini. Jadi saya tekankan ke kerja sama dan pemerataan strategi," paparnya.
Meski telah ditinggal beberapa pemainnya. Akan tetapi coach Rudy tetap memasang target juara. "Tahun ini banyak sekolah lain yang semakin kuat. Tapi saya tetap yakin kami bisa," tutur coach Rudy.(*)
