ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Coach Boyo (kiri) foto bersama anak asuhnya di SMKN 2 Surabaya

Olahraga kerap kali menjadi sarana bagi para pelajar untuk mengasah minat dan bakat mereka di bidang nonakademik. Lewat olahraga pula beberapa pelajar mendapat peluang untuk menggapai mimpi atau cita-citanya.

Salah satu wadahnya adalah kompetisi Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026. Liga basket pelajar terbesar itu punya regulasi yang ketat untuk pesertanya.

Mulai dari siswa yang naik kelas dan pindahan tidak boleh bermain sampai batas minimal rapor mereka. Menjadi bukti bahwa DBL bukan sekadar kompetisi olahraga saja. Melainkan juga mengedepankan hal-hal akademik.

Peserta DBL dipanggil dengan julukan student athlete. Mereka mengambil peran sebagai pelajar dan juga atlet dalam koridor yang sama. Menjaga agar kedua hal tersebut tetap seimbang.

Lantas bagaimana jika student athlete ini berasal dari sekolah kejuruan? Cerita kali ini datang dari asisten pelatih SMKN 2 Surabaya, Suryo Hadi Prabowo. Coach Boyo -begitu ia kerap disapa- sempat kaget ketika mendapat tawaran untuk membantu melatih SMKN 2 Surabaya.

Sebelumnya ia merupakan kepala pelatih SMAN 1 Gresik. Ya, masa transisi melatih anak-anak SMA ke SMK ini sempat membuatnya terkejut.

“Kalau dulu kan saya di SMA ya dan kendalanya gak sebanyak waktu di SMK. Anak-anak (SMKN 2 Surabaya) bukan cuman sekolah lho, Mas. Mereka juga ada magang. Habis magang, masih ada tugas-tugas yang dikerjakan,” bukanya.

Bukan, ini bukan soal mengatur jam latihan agar seluruh pemainnya bisa latihan dengan maksimal. Menurutnya ini lebih dari sekadar mengatur sebuah tim.

https://www.dbl.id/uploads/post/2025/09/09/Takjubnya Coach Boyo Melatih SMK Mereka Sibuk Sekali!.jpg

“Mereka itu magang di beberapa tempat. Tempatnya beda-beda dan punya peraturan sendiri-sendiri. Yang saya kaget adalah mereka itu semangat dan punya kemauan besar buat berkembang,” ujarnya.

Baca juga: Refleksi Tema Haornas 2025 ‘Olahraga Satukan Kita’ ala DBL Indonesia

Yup, padatnya jadwal magang dan tugas di sekolah tak membuat semangat  skuad Smekda redup. Tantangan tersebut justru menjadi tambahan semangat mereka untuk dikendalikan.

“Ada yang pulang magang terus nyusul buat latihan. Ya, walaupun telat-telat sedikit kan buat saya gak masalah. Karena mereka sudah komitmen. Keinginannya untuk berlatih dan belajar itu yang saya lihat,” ungkapnya.

Coach Boyo lantas menambahkan, “Menurut saya basket itu bisa jadi jembatan buat mereka. Buat ke jalan hidup yang mereka pilih. Cita-cita atau impiannya nanti setelah lulus SMK,”

Tak mudah mengikuti DBL sebagai student athlete, apalagi yang berasal dari sekolah kejuruan. Bukan cuman tugas saja yang harus mereka selesaikan. 

“Ini bikin mereka dewasa sejak dini. Pintar mengatur waktu dan punya tanggung jawab atas pilihannya. Maka dari itu, saya salut dengan semangat juang anak-anak SMK. Mungkin itu yang jadi pembeda selama saya melatih SMA dan SMK,” terangnya.

Sekali lagi, olahraga bukan sekadar tempat mencari prestasi. Melainkan juga menempa diri. Menjadi manusia yang lebih baik untuk masa depan bangsa.

Profil SMKN 2 Surabaya bisa kalian cek di bawah ini.

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY