“Aku ngerasa tahun ini tuh bukan tahunku.”
Kalimat dengan nada penuh putus asa itu terlontar dari mulut Abigail Natalenta Sachi Sukoco, salah satu pemain tim putri SMA Kolese Santo Yusup Malang (Kosayu).
Kekalahan tipis Kosayu dari SMA Gloria 1 Surabaya dengan skor akhir 42-39 di babak Fantastic Four Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java Championship membuat kekecewaan Sachi (sapaan karibnya) kian mendalam.
“Tahun kedua ini harusnya aku bisa lebih bagus dari tahun kemarin, kan. Mungkin, aku tahun ini banyak pressure yang sebenarnya bukan dari orang tua, coaches, atau pihak sekolah,” terang Sachi.
“Aku emang lagi enggak oke aja. Jadi, aku ngerasa mau berjuang sekeras apa pun, ini bukan tahunku. Aku udah ngerasa ini bahkan sejak di region Malang kemarin. Sedih dan kecewa sama diri sendiri,” sambungnya.
Baca Juga: Putra Kosayu Janji Lebih Baik di DBL East Java Championship Tahun Depan!
Pemain bernomor punggung satu itu semakin dihantui tekanan saat ia dipercaya sebagai starting five di beberapa pertandingan sebelumnya.
Sachi sendiri menilai bahwa dirinya belum layak untuk bersanding dengan rekan-rekan timnya yang sudah mengantongi jam terbang tinggi di lapangan.
“Aku starting five itungannya sama pemain profesional. Mereka sekarang main Popnas (Pekan Olahraga Pelajar Nasional), terus Hannah (panggilan Hannah Harshinta) juga Timnas. Sedangkan, aku tuh anggapannya orang awam,” beber Sachi.
Bukan berarti Sachi tidak berusaha. Ia terus mengevaluasi diri sendiri demi mengusir rasa rendah diri yang beberapa waktu belakangan membelenggunya.
Terlebih, gadis berperawakan 161 sentimeter itu berusaha bangkit agar tampil lebih maksimal di DBL East Java Championship 2025. Ia jelas ingin kembali sebagai Sachi yang selama ini memukau berkat aksinya di lapangan.
Sayangnya, persiapan Sachi menuju gelaran ini ternyata tidak berjalan sesuai harapan akibat sakit yang diderita.
“Aku tuh jarang sakit, tapi sekalinya sakit itu pemulihannya juga lama. Pas itu, aku sampai sesek, buat lari juga enggak bisa. Makanya, latihanku banyak yang bolong karena pemulihan itu,” ujarnya.
Bahkan, sempat terlintas di benak Sachi untuk mengakhiri perjalanan sebagai student athlete. Ia merasa langkahnya di dunia basket sudah berhenti sampai titik ini.
“Jujur, aku mikir tahun depan waktunya berhenti. Aku ngerasa enggak tahu mau ngapain lagi. Porprov enggak kepilih, Popnas juga seleksi cuma sekali terus enggak lolos. Sama anak-anak SMP pun, aku kalah,” cerita Sachi dengan mata berkaca-kaca.
“Cuma, aku juga mikir lagi buat tahun depan karena ini juga sekolahku. Apalagi, aku juga kayaknya enggak mungkin ninggalin teman-teman lain,” tambahnya.
Baca Juga: Main di DBL Arena, Tahun Pertama yang Berkesan untuk Shavina Febria...
Terlepas dari cobaan yang menghadang, siswi kelas 11 ini tak lupa mengapresiasi dirinya yang mampu bertahan sejauh ini.
“Aku enggak dengerin omongan orang lain. Emang aku sekarang lagi nge-drop banget, tapi aku yakin orang lain enggak bisa lakuin seperti apa yang udah aku lakuin. Intinya, aku tutup telinga aja, lah,” tutupnya.
Keep your head up, Sachi! Terima kasih sudah berjuang hingga tetes keringat terakhir dan sampai jumpa musim depan.
Sebagai informasi, DBL East Java Championship 2025 merupakan salah satu rangkaian panjang dari kompetisi Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026.
Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 digelar di 31 kota dan 22 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.
Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 juga menampilkan AZA 3X3 Competition 2025-2026. Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 disiarkan live di channel YouTube DBL Play. Dua musim ini DBL didukung oleh produk anak muda, Kopi Good Day.
Baca Juga: Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Profil pemain ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa lakukan scroll dengan double tap)
