Tahun lalu, skuad SMP Gloria 1 Surabaya harus menelan pil pahit. Karena didera kekalahan beruntun, mereka harus menghadapi kenyataan suram bernama degradasi. Tapi itu bukanlah akhir dari kiprah mereka. Kendati sempat berada di poin terendah, Gloria 1 pantang putus asa. Mereka kembali merangkak dari babak penyisihan, hingga kembali merebut ruang di babak utama.
Tak ingin kembali terjerembab di lubang yang sama, Gloria 1 berupaya untuk perbaiki nasib di tahun ini. Alhasil, intensitas latihan ditingkatkan, dan mental pemain terus ditempa agar tak mudah goyah saat menghadapi tim raksasa.
“Saya rasa ada ganjalan dalam urusan waktu untuk berlatih. Karena anak-anak baru aja pulang dari libur panjang, sementara jadwal tanding kami mepet. Akhirnya kita berusaha kejar lewat latihan fisik dan defense.Selain itu, yang masih menjadi PR adalah komunikasi dalam tim,” tutur coach Wahyudi Winarto, asisten pelatih SMP Gloria 1 Surabaya.
Namun yang menarik dari skuad Gloria 1 kali ini adalah hadirnya wajah-wajah baru. Baik di tim putra maupun tim putri, pemain kelas tujuh dan delapan mendominasi. Satu-satunya pemain kelas sembilan hanya ada 1 orang, di tim putri.
“Kami tetap optimis. Yang penting fight dulu. Kalau bisa menang semua, ya puji Tuhan. Yang penting kami sudah berjuang secara total. Saya rasa, dengan perjuangan itu akan bisa menghasilkan sesuatu yang positif,” tutur coach Wahyudi Winarto.
SMP Gloria 1 Surabaya akan berlaga di hari pembuka Junior DBL East Java Series 2019. Di pertandingan perdana, Gloria 1 akan ditantang oleh SMAN 2 Mojokerto. Akankah dengan skuad yang segar akan membuat Gloria 1 tampil sebagai kuda hitam? Kita lihat saja.
