ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Moses Foresto, pelatih SMAN 2 Banjarmasin merupakan salah satu dari sekian banyak pelatih "veteran" yang masih aktif melatih talenta muda. Pelatih 51 tahun mengaku sudah melatih basket sejak tiga dekade lalu.

Beragam pengalaman inilah yang membuat coach Moses tak pelit ilmu. Pelatih yang pernah mengarsiteki Honda DBL Indonesia All-Star 2017 ini bahkan punya sebuah blog bernama Latihanbasket, serta kanal YouTube Coach Moses.

Dua platform ini dimaksimalkan untuk sharing sekaligus memberikan tips dalam mengembangkan potensi pemain muda. "Kebetulan saya sudah tua. Ada sedikit pengalaman yang bisa dibagikan," ujarnya seraya bercanda.

Ia mengaku pernah terkekang dalam konsep menyatukan tim. Hal ini justru membuat para pemainnya seperti robot yang hanya patuh terhadap instruksi pelatih. Sehingga potensinya pun tidak bisa maksimal.

Namun hal ini berubah setelah ia mengevaluasi diri dan mengubah pola pelatihannya. Coach Moses semakin percaya dengan anak asuhnya  melalui landasan TEAM (Together Everyone Achieves More).

Hasilnya sangat positif. Anak asuhnya justru semakin kreatif di lapangan. Bahkan progresnya jauh lebih bagus dari ekspektasinya. Copach Moses pun puas.

Hal-hal seperti itulah yang ingin disampaikan oleh coach Moses melalui platform tulisan maupun video kepada para pelatih dan pemain muda di seluruh Indonesia.

"Selain itu, saya juga sering sharing bersama para pelatih di Indonesia. Kebetulan mereka merupakan para pelatih sekolah yang berpartisipasi di Honda DBL," ungkapnya.

Semua yang ia lakukan semata-mayta demi memajukan basket Indonesia dari level akar rumput. Baginya, pelatih harus memfasilitasi pemain agar bisa berkembang lebih optimal. Bukan hanya 'memaksakan' kehendak mereka agar pemain bisa meraih target tertentu.

"Bermain dan berlatih basket juga harus jadi penguat dan tempat mengalami pembelajaran-pembelajaran yang tidak didapat di tempat lain," ucapnya.

"Apalagi dalam pengalaman melatih pemula belia selama tiga dekade. Lebih dari 75 persen di lapangan basket lah pengalaman pertama anak-anak basket mendapatkan terapan nilai-nilai untuk pengembangan life skill. Sehingga anak-anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang beriman, berhasil, dan hidup bahagia," jabarnya. (*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY