Daerah Kuta terkenal akan wisata pantai yang asyik. Bahkan, para turis lokal maupun wisatawan asing kerap mengunjungi pantai Kuta sebagai objek wisata di Bali. Namun, semenjak pandemi Covid-19 melanda, hingar bingar serta keramaian pantai Kuta seakan lenyap.
Belum lagi keputusan adanya Pembatasan Pemberlakukan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali, membuat objek wisata itu serasa mati suri. Dewa Rai Prema Satya, salah satu penggawa SMKN 1 Kuta Utara mengaku cukup sedih melihat kondisi daerahnya sekarang ini.
“Banyak yang harus diberhentikan kerja, sampai kekurangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ucapnya. Atas dasar itu, siswa berusia 17 tahun itu tergerak untuk membuat gerakan kemanusian dengan saling membantu antar sesama.
“Awalnya aku sempat lihat ada adik kecil di pinggir jalan, kayak kelaperan, lalu aku belikan roti dan susu, dari sana aku inisiatif membagikan nasi gratis,” aku Satya. Misi kemanusiaan ini murni dijalankan oleh Satya. Dirinya dibantu oleh ibunya untuk membagikan nasi bungkus.
Gerakan berbagi ini memang baru-baru ini ia lakukan. Biasanya Satya berbagi nasi di sekitaran daerah Denpasar dan Kerobokan. Semua makanan disiapkan oleh sang bunda. Satya sendiri yang langsung bergerak dengan menghampiri orang-orang yang terlihat membutuhkan.
“Buat sekarang belum tentu waktunya baru satu minggu sekali, aku yang biasanya keliling, cari orang yang kurang mampu di pinggir jalan,” imbuhnya. Dalam sehari Satya biasa menyiapkan sekitar 20 sampai 30 nasi bungkus. Menunya pun asli Bali, yaitu nasi, ayam sisit, sayur, dan mie.
Satya tidak berharap lebih dari gerakan ini. Ia hanya ingin membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi. Kedepannya ia juga berharap gerakan saling bantu ini bisa banyak ditiru. Dengan harapan adanya kegiatan serupa bisa bermanfaat lebih luas untuk masyarakat di tengah sulitnya kondisi ketika pandemi melanda. “Jangan pernah nyerah dan kalah dalam kondisi pandemi, pokoknya tetap semangat dan saling membantu,” pungkasnya. (*)
