ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Aksi para dancer kembali memeriahkan panggung Honda DBL with KFC 2022-2023 North Sumatera Series. Di partai pembuka, tim dance SMAN 2 Medan dan SMA Medan Mulia menjadi giliran berikutnya yang berkesempatan untuk unjuk kreativitasnya.

Menjadi salah satu ajang yang ditunggu-tunggu membuat Generation Squad -sebutan tim dance SMAN 2 Medan- berusaha untuk dapat memberikan hasil yang terbaik.

Pada kesempatan ini, mereka menceritakan tentang sosok anak perempuan yang kerap mendapatkan tekanan dari lingkungan keluarganya. Dirinya dituntut untuk memiliki berbagai kelebihan agar dapat membanggakan nama keluarga.

Aksinya dibuka dengan lagu Yura Yunita yang berjudul Tutur Batin. Lagu tersebut seperti mewakili anak tersebut yang bersikeras untuk memberontak dan menyadarkan kedua orang tuanya bahwa tidak ada manusia yang sempurna.

“Jadi ceritanya itu ada seorang anak perempuan yang terkena mental karena keluarganya ingin anak tersebut punya kelebihan yang bisa dibanggakan. Hal itu membuat dia frustasi dan selalu disudutkan. Namun, berkat dukuangan teman-temannya, dia menemukan kelebihan yang luar biasa yaitu menari. Akhirnya dia bangkit dan membuktikan ke semua orang bahwa dia berharga,” ujar Fhasya Tri Pratiwi, salah satu penari Generation Squad.

Tim Dance SMA Medan Mulia

Para penari SMA Medan Mulia atau Ash Sapphires (ARS) menjadi salah satu peserta yang seringkali mendapatkan hambatan selama proses persiapannya. Bagaimana tidak, mereka mengaku kerap merombak konsep hingga mencapai empat kali.

Menurut penjelasan dari Jacquelyne Tannica Yap, salah satu personel Ash Sapphires menegaskan bahwa hal itu sebagai bentuk perjuangan mereka untuk dapat memberikan aksi terbaiknya di UBS Gold Dance Competition 2022-2023. “Kita memang sempat mengubah koreo sampe 3-4 kali dan latihan tanpa kaca yang bikin tambah susah untuk kontrol power serta kekompakan tim,” ungkapnya.

“Tahun ini juga pertama kali kita ikut Honda DBL jadi sempat bikin koreo tanpa research. Setelah mencari tahu dance-dance tahun lalu, akhirnya kita memutuskan untuk merombak beberapa bagian yang terlalu mainstream,” imbuh Jacquelyne.

Setelah melewati berbagai rintangan panjang, akhirnya Ash Sapphires membawakan konsep tentang kepercayaan diri. “Di awal penampilan terdapat mahkota di tengah-tengah kita yang melambangkan sebuah ‘validasi’ di mana orang-orang selalu berusaha untuk mendapatkan hal tersebut tanpa sadar bahwa sebenarnya kita ratu adalah untuk diri kita sendiri,” jelasnya. (*)

 

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY