Dance team SMAN 34 Jakarta (Margasatwa), Bells Gate mendapat giliran memeriahkan gelaran DBL Dance Competition. Mereka langsung rebahan di lapangan dengan properti berwarna emas yang dijadikan selimut sebagai posisi bersiap, tak lama berselang mereka langsung bangkit menandakan penampilan mereka telah dimulai.
Baca juga: Ucup 'Bajuri' Nribun di DBL Jakarta Selatan, Punya Harapan untuk Student Athlete
Bells Gate tampil dengan koreo yang gesit dan kompak, tepuk tangan penonton yang hadir turut mengiringin penampilan mereka. Selama tampil, tampak satu dancer Bells Gate yang masih rebahan ditutupi selimut. Tak lama berselang, ia dihampiri oleh dancer lainnya dan berusaha membangunkannya.
Dancer Bells Gate, Kayla berujar bahwa mereka mengusung konsep seseorang yang kecanduan gawai sehingga mengurangi sosialisasi dengan sekitar. Dancer yang masih rebahan di tengah penampilan merupakan simbol orang yang telah kecanduan gawai. Bells Gate juga merubah kostum mereka yang semula berwarna emas berkilau dengan aksen hijau menjadi atasan berwarna ungu.
"Ceritanya konsep ini tentang orang yang kecanduan handphone sampai mereka lupa sama keadaan sekitar. Kalau dancer yang masih rebahan itu ceritanya dia baru bangun tidur udah buka handphone dan ga bangun-bangun dari kasur. Jadi kami berusaha bantu dia untuk lepas dari kecanduannya itu," ungkap Kayla.
Baca juga: Mengangkat Isu-isu Viral di Tiktok, Sidansa Tunjukkan Dalam Koreo Menarik
Bukan hanya Bells Gate saja yang memeriahkan panggung DBL Dance Competition, Dance Team SMAN 86 Jakarta, Pirates turut memeriahkan kompetisi ini. Seperti namanya, Pirates kali ini cosplay menjadi One Piece.
Dancer Pirates, Anindya Kirana menuturkan bahwa anime garapan Eichiro Oda itu menjadi hal yang populer sejak awal perilisannya pada tahun 2019. Pada 31 Agustus silam, Netflix membuat serial live action One Piece sebanyak delapan episode. Hadirnya series tersebut yang menjadi inspirasi Pirates hadirkan One Piece di DBL Dance Competition.
"One Piece kan belum lama ini rilis series nya di Netflix dan jadi banyak omongan orang-orang sehingga hype nya besar. Jadi kami langsung kepikiran buat angkat konsep itu," ungkap Anindiya. (MRS)
