Bukan sembarang laga SMP. Pertandingan Junior Exhibition Games 2025 Jakarta antara SMP Negeri 19 Jakarta (Nineteen) dan SMP Citra Kasih Don Bosco Jakarta di GOR Bulungan, Senin, 20 Oktober 2025, jadi bukti nyata bahwa regenerasi basket Indonesia berjalan dengan baik.
Intensitas tinggi dan mentalitas luar biasa dari kedua tim menyajikan laga dramatis hingga detik akhir.
Sejak awal laga, tempo tinggi langsung hadir. Kedua tim silih berganti memimpin jalannya laga. Tidak ada yang benar-benar unggul jauh, karena margin skor tak pernah lebih dari delapan poin.
Pertandingan berjalan ketat, membuat setiap penguasaan bola terasa begitu penting. Hingga masuk ke kuarter terakhir, adrenalin semakin terasa.
Kedua tim saling berbalik unggul, namun skor selalu rapat. Kali ini, margin tidak pernah lebih dari dua poin. Kuarter keempat berakhir sama kuat 32-32. Laga pun berlanjut ke babak tambahan waktu.
Di babak overtime, kedua tim sama-sama tampak kelelahan. Skor tidak bertambah satu pun hingga tersisa 1 menit 22 detik.
Saat itulah keran poin Nineteen dibuka lewat tembakan dua poin Revina Aprilliyani Sri Bestari, disusul dua tembakan gratis yang membuat skor menjadi 34-30. Namun, perjuangan belum selesai.
SMP Citra Kasih Don Bosco Jakarta tak menyerah. Dalam waktu kurang dari semenit, mereka sukses membalikkan keadaan menjadi 36-37. Waktu tersisa tujuh detik, semua penonton di tribun gemas.
Dan di momen itulah keajaiban datang. Niekayla Fifa Katrisani, atau akrab disapa Kayla, melepaskan tembakan tiga angka tepat sebelum buzzer berbunyi.
Baca Juga: Masih Ingat Sagil, Bocah SD Viral dari Jambi Setinggi 2 Meter? Gini Nasibnya...
Bola melayang tinggi, seolah melawan gravitasi, sebelum akhirnya jatuh manis ke dalam ring. Seisi GOR Bulungan pun bergemuruh. Nineteen menang dramatis 39–37!
Di laga itu, Kayla tampil luar biasa. Ia mencetak 10 poin dan 11 rebound (double-double), sementara Revina Aprilliyani Sri Bestari menjadi top skor dengan 26 poin dan 8 rebound.
.jpg)
Revina Aprilliyani Sri Bestari (jersei terang) saat berusaha mengendalikan bola dan mengatur serangan
Tapi yang paling membekas tentu adalah mentalitas Kayla, yang bertahan meski kondisi tubuhnya sebenarnya belum fit.
“Alhamdulillah. Hoki aja itu, hoki banget,” katanya merendah sambil tersenyum lebar. Tapi di balik senyum itu, ada perjuangan besar.
“Aku tuh lagi sakit, batuk pilek, sempat demam juga. Nafas sudah abis banget, tadi sudah hampir minta oksigen ke medis. Tapi aku mikir, tanggung banget. Ini harus bisa (menang), nggak boleh berhenti.”
Sisa enam detik di kepala Kayla terasa begitu lama. “Aku cuma mikir, kalau aku masukin (bola), kita bisa menang. Kalau nggak, ya udah, balik pulang, sambil nangis kayaknya. Gambling sebenarnya. Jadi aku pilih buat yakinin diri aku, buat nembak aja.”
Dan keyakinannya berbuah manis. Tembakan buzzer beater itu bukan hanya menyelamatkan timnya, tapi juga membawa Nineteen melangkah ke babak semifinal.
Menariknya, ini bukan perjalanan mudah bagi Kayla. Ia baru saja pulih pasca operasi ACL (Anterior Cruciate Ligament) yang sempat membuatnya absen cukup lama dari dunia basket.
“Waktu itu, sekitar Agustus tahun lalu sempat operasi (ACL), dan baru sembuh. Jadi ini bener-bener comeback pertama aku,” ungkapnya.
Baca Juga: Derbi Tetangga, Sixty Eight Masih Terlalu Kuat untuk Al Ikhlas
Meski begitu, rasa percaya dirinya tumbuh dari pertandingan ke pertandingan. “Awalnya deg-degan banget. Tapi lama-lama aku yakin bisa. Apalagi temen-temen bantu banget. Mereka bantu defense banget, bantu aku terus,” ujarnya dengan nada penuh rasa syukur.
Dan di akhir wawancara, Kayla sempat menahan haru. “Kemenangan ini buat bunda, ayah, sama orang-orang yang aku sayang. Aku cuma pengen ngebanggain mereka. Karena ini kan pertama kali aku main DBL, belum tentu tahun depan bisa lagi. Jadi bakal aku maksimalkan,” ungkapnya.
Sekali pun buzzer sudah lama berhenti berbunyi, tapi momen itu akan terus hidup dalam ingatan Kayla. Pertandingan ini bukan sekadar pertandingan biasa, melainkan jawaban atas perjuangan dan semangat pantang menyerah.
Junior Exhibition Games 2025 diselenggarakan di tiga kota, yakni Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. Di mana masing-masing pemain terbaik dari tiap region akan mendapat kesempatan untuk mengikuti Experience Camp. (*)
Statistik pertandingan ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap).