ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

SURABAYA - Keseruan KFC Elementary School Games sudah mulai dirasakan 78 SD yang mengikuti technical meeting di DBL Academy Pakuwon Mall Surabaya. Total ada empat agenda TM yang diselenggarakan hari ini (2/3).

Pada sesi pertama, para guru SD ini dijelaskan tentang sistem regulasi dari Traditional Game. Kompetisi ini sendiri mengusung konsep estafet.

Dalam satu tim yang terdiri dari lima anak akan dibagi menjadi dua regu. Yaitu dua orang untuk balap karung dan tiga orang untuk bakiak. Nantinya, kompetisi ini akan dilakukan di lapangan basket yang ada di Grand City Convex.

Kompetisi ini akan dimulai dengan dua sesi balap karung. Peserta pertama akan melompat dengan karung mulai dari end line satu hingga half court. Lalu mereka akan bergantian dengan rekannya yang menunggu di half court dan melanjutkannya hingga ke end line dua.

Sesudah tim balap karung sampai di endline, kini giliran tim bakiak yang berkompetisi. Mereka diwajibkan menyelesaikan tantangan yaitu berjalan secara kompak dari endline dua ke endline satu.

“Nantinya akan diambil pemenang dari setiap sesi serta dua tim dengan perolehan waktu terbaik untuk melanjutkan langkah ke fase selanjutnya,” ujar Ruth Meta, PIC of Competition KFC ESG.

Beberapa guru yang sekolahnya turut serta di acara ini menyambut baik konsep kompetisi ini. Salah satunya Iwan Heri Santoso, guru dari SD Xaverius Surabaya. Iwan menuturkan, konsep yang dibawakan dalam kompetisi tradisional games sangatlah baik. Yaitu mengusung konsep fun and learning.

“Dari bermain bakiak, anak-anak akan belajar tentang kekompakan dan kebersamaan. Sedangkan dari balap karung akan membuat mereka belajar tentang koordinasi di tubuh mereka,” ujar Iwan.

Ia pun menambahkan fun and learning akan memiliki dampak berbeda dibandingkan dengan kompetisi yang menumbuhkan iklim bersaing. Dengan suasana yang menyenangkan akan membuat anak belajar banyak tentang lomba-lomba tersebut. Serta tidak membuat mereka murung dan menyesal ketika kalah.

“Hal inilah yang diperlukan untuk kompetisi tingkat SD sehingga mereka bisa menunjang tumbuh kembang mereka baik jasmani maupun rohani dengan optimal,” tutup Iwan.(*)

 

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY