ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

On This Date: 1 Mei 2009

Pendaftaran NBA Madness 2009 Dibuka, Peserta Membludak

Gunawan Sutanto - 01 May 2020

DBL Indonesia pernah menghadirkan even basketball lifestyle internasional terheboh, NBA Madness! Even keren yang pertama kalinya digelar di Indonesia itu dihelat 4-28 Juni 2009. Even itu digelar di empat mal Surabaya. Menyapa seluruh penggemar basket dari segala umur dan kalangan.

Nah, tepat 1 Mei 2009, pendaftaran peserta untuk sejumlah acara yang ada di NBA Madness itu dibuka oleh DBL Indonesia. NBA Madness 2009 sempat itu menghadirkan telent-talent NBA. Mulai dari bintang NBA, tim dance, dan satu maskot NBA.

Bintang yang dihadirkan saat itu adalah David Lee. Saat itu ia merupakan raja double-double NBA musim 2008-2009. Lee hadir di weekend penutup alias Grand Finals, di Supermal Pakuwon Indah, pada 25-28 Juni 2009.

Masuk NBA pada 2005 lalu, Lee terpilih sebagai Most Valuable Player (MVP) dalam 2007 NBA All-Star Rookie Challenge. Prestasinya terus merangkak naik. Dan pada musim 2009, pemain 25 tahun itu menempati peringkat pertama dalam kategori double-double. Sebanyak 65 kali dia mencatat lebih dari sepuluh poin dan sepuluh rebound dalam satu pertandingan.

Dalam hal rebound, saat itu Lee berada di peringkat ketiga dengan 11,7 rebound per game, di belakang Dwight Howard (Orlando Magic, 13,8 rebound) dan Troy Murphy (Indiana Pacers, 11,8).

Pada weekend penutup itu, hadir pula Miami Heat Dancers, yang mengirimkan enam personelnya yang cantik-cantik dan akrobatik. Heat Dancers ini dianggap sebagai yang terbaik di NBA. Mereka menjadi "juara" selama empat tahun berturut-turut, mulai 2006 sampai 2009. Setiap tahun, popularitas dance team NBA memang diadu di NBA.com. Selama empat tahun berturut-turut, Heat Dancers yang menang.

Pada weekend pembukaan di Plaza Tunjungan 3, 4-7 Juni 2009 hadir pula maskot dari Memphis Grizzlies. Grizz, nama maskot beruang itu, bakal menghibur pengunjung dan melakukan atraksi slam dunk.

Dance team dan maskot ini adalah orang-orang yang sama yang biasanya mengiringi pertandingan NBA di Amerika Serikat. Mereka akan menyuguhkan performance yang saat itu belum pernah ditampilkan di Indonesia. Selain Plaza Tunjungan, NBA Madness saat itu juga mengunjungi Mal Galaxy (11-14 Juni 2009) dan Royal Plaza (18-21 Juni 2009).

Dalam even itu, setiap mal yang menjadi venue dipasang lapangan temporer. Di sana pengunjung bisa bermain-main dan berkompetisi. Mislanya Slam Dunk Contest, Dance Competition, 3-Point Shootout, 3x3 Challenge, Speed Challenge, NBA 2Ball, serta NBA Shooting Stars.

Juga ada hadir berbagai eksibisi khas NBA. Penonton pun kala itu seperti menikmati suasana yang biasanya hanya didapat kalau menonton langsung NBA di Amerika Serikat. Mislanya adanya Tall and ShortGet a Grip, dan Walk of Fame, tempat pengunjung bisa membandingkan tinggi badan, besar tangan, dan ukuran kaki dengan bintang-bintang NBA.

Saat itu Surabaya merupakan kota pertama di Asia yang disinggahi NBA Madness 2009. Setelah itu, even yang sama mampir di beberapa negara lain, seperti Taiwan dan Hongkong.

Saat itu semua permainan-permainan yang tersaji di NBA Madness tersebut terbuka untuk umum dan gratis. Sebagian lagi ada yang lewat pendaftaran, yang dibuka 1 Mei 2009 di kantor DBL Indonesia.

Direktur DBL Indonesia Masany Audry mengatakan, NBA Madness ketika itu adalah festival basket terbesar yg diinisiasi oleh tim DBL indonesia. Sebuah pesta buat anak anak basket dan dinikmati sebagai hiburan bersama sama dengan keluarga. "Jadi begitu pendaftaran hari pertama dibuka, langsung diserbu para peserta, banyak yang tak mau ketinggalan kesempatan istimewa itu khususnya para peserta DBL," kenang Masany.

Dari arsip DBL Indonesia, salah satu peserta yang datang mendaftar pada hari pertama itu adalah Eilien Pangestu, siswa SMA Petra 3 Surabaya. Saat itu Eilien sudah tak bisa lagi mengikuti Honda DBL. Sebab, dia sudah kelas tiga, sementara aturan kompetisi tidak mengizinkan pemain kelas tiga ikut Honda DBL.

"Nah, makanya itu aku ikutan NBA Madness. Soalnya yang ngerjain kan panitia DBL juga. Biar ngobatin kangen sama DBL," kata Eilien seperti dicuplik dari arsip dokumentasi DBL Indonesia.(*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY