Sedih. Pertama kali tanding harus langsung tersingkir. Itulah yang dirasakan Dwi Cahya dan para pemain SMAN 1 Selong. SMAN 1 Selong kalah tipis dari SMAN 2 Mataram di Honda DBL Seri Nusa Tenggara Barat (NTB).
Meskipun sedih tapi mereka tak pernah menyesal. Sebab, skuad SMAN 1 Selong telah menampilkan performa terbaiknya. SMAN 1 Selong bukan tidak memberikan perlawanan yang ketat. Secara permainan, teamwork yang rapi dan defense yang beringas berulang kali merepotkan SMAN 2 Mataram pada laga tersebut.
Dwi sendiri menjadi sosok yang krusial di laga tersebut. Ia menceploskan 18 dari 28 poin yang dicetak timnya. 12 poin di antaranya berasal dari three point. "Rasanya bangga banget. Apalagi kalau latihan kita cukup kesusahan," ungkap Dwi.
Pemain yang baru saja lulus ini lantas bercerita bahwa selama mempersiapkan diri, SMAN 1 Selong yang tak memiliki lapangan basket sendiri. Mereka harus menggunakan lapangan nasional Selong di dekat sekolahnya.
Tak jarang juga, mereka harus berebut dengan warga sekitar yang juga pengin bermain basket. Dan jika itu terjadi, mereka akan mengalah dan berlatih di sekolah untuk meningkatkan fisik.
"Jadi lapangan ini kalau hari biasa nggak terlalu ramai. Nah kita latihan di sana pada hari Senin, Rabu, Jumat. Nah hari Jumat ini yang kadang kita sering rebutan dengan orang lain," ungkapnya.
Bagi mereka, meski harus berebut lapangan hingga patungan membeli peralatan latihan seperti cone dan bola tak membuat ia dan timnya malas untuk berlatih. Bahkan hal ini menjadi semangat tersendiri untuk membuktikan diri di Honda DBL.
Dwi lantas berpesan untuk adik kelasnya agar tetap #JAJACUTAPAMA agar tetap sehat dan bisa bermain di Honda DBL. Pasalnya, korona bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Anak muda seperti para pemain SMAN 1 Selong juga punya peran yang krusial dalam mencegah penyebaran virus ini.
"Semoga di musim 2020 nanti bisa lebih baik lagi. Terus semangat berlatih sampai lawan berpikir dua kali buat lawan kita," tutup Dwi.(*)
