ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Coach Andhika Putra (tengah) bersama para coaching staff tim basket SMAN 2 Jogjakarta pada Honda DBL DI Jogjakarta Series musim kemarin. (Source: DBL Indonesia)

Bagi Coach Andhika, Honda DBL adalah panggung yang luar biasa bagi siapapun. Terlebih mereka yang sangat menggandrungi basket. Pria yang kini berprofesi sebagai pelatih basket SMAN 2 Jogjakarta ini ternyata dulunya juga student athlete loh! Dan tampil pula tentunya pada liga basket pelajar terbesar tanah air ini.

Momen paling tak terlupakan baginya adalah saat tampil pada final party Honda DBL Lampung Series. Tepatnya pada edisi 2013 silam. Saat itu, dia masih duduk di bangku SMA. Membela tim basket SMAK 1 Metro Lampung.

Siapa sangka. Kesuksesan serupa juga ia tularkan kepada tim polesannya. Dengan status sebagai pelatih, ia sukses membawa skuad asuhannya, baik tim putra dan putri SMAN 2 Jogjakarta. Melenggang hingga final party Honda DBL DI Jogjakarta Series musim 2019 kemarin.

"Dulu waktu SMA, sempat down karena belum juara dan nggak terpilih first team. Rasanya down banget. Melihat itu, almarhumah mamaku bilang kalau semua punya timeline suksesnya sendiri-sendiri," ungkap Coach Andhika.

Saat ngobrol berdua, mama coach Andhika memberikan wejangan bahwa sukses seseorang tidak bisa ditentukan pada hari itu. Bisa jadi harus nunggu 10 tahun untuk bisa camp, 15 tahun, atau bahkan 20 tahun.

Siapa sangka, kalimat inilah yang yang menjadi wejangan terakhir seorang ibu ke anaknya. Setelah ibunya meninggal dunia, Coach Andhika kembali ke kota kelahirannya, Jogjakarta.

Di sana, ia memulai karir melatih sejak tahun 2017. Dan pada musim 2018 ia sukses meraih mimpinya berangkat ke Honda DBL Camp.

Rasanya bener-bener nggak nyangka. Seolah Mama terus kasih doa dari atas sana. Dan benar, 15 tahun setelahnya aku bisa datang ke Surabaya. Sebagai campers," kenangnya.

Dari pengalaman hidupnya inilah, Coach Andhika selalu menanmkan ke anak asuhnya untuk selalu all out dan melakukan segalanya dengan hati.

Yang paling penting adalah percaya kepada diri sendiri dan memberikan kepercayaan juga kepada rekan satu tim. Bekal inilah yang diharapkan coach Dhika bisa membawa anak-anaknya sukses kelak.

"Aku pribadi nggak berharap mereka harus sukses menjadi atlet basket ataupun pelatih. Tapi dimanapun mereka nantinya bekerja atau sedang menempuh kuliah mereka terbiasa menjadi pribadi dengan karakter yang kuat dan empati yang besar," tutupnya. (*)

 

  RELATED ARTICLES
Comments (1)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY