ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Coach Hujaifie merayakan keberhasilan tim putra SMAN 1 Banjarmasin menjuarai Honda DBL South Kalimantan Series 2019 kemarin. (Source: DBL Indonesia)

Tim basket SMAN 1 Banjarmasin sangat disegani di pentas Honda DBL South Kalimantan Series. Itu karena tak lepas dari polesan tangan dingin Coach Hujaifie. Selama empat tahun berkarir sebagai head coach tim putra, sudah dua trofi champion Honda DBL dia persembahkan. Masing-masing pada edisi 2017 dan terakhir 2019 kemarin.

Pelatih muda yang baru berusia 33 tahun ini punya filosofi dalam melatih. Alih alih bersikap otoriter atau bersikap sewenang-wenang. Coach Hujaifie justru mengembangkan diri para pemainnya sesuai dengan passionnya masing-masing.

"Bagi saya, pelatih itu bukan pemegang remot kendali. Bisa seenaknya sendiri mengarahkan anak didiknya (pemain) harus begini atau begitu. Hanya searah gitu. Tidak seperti itu!" tegasnya.

Sebagai pelatih, Coach Hujaifie menjalankan peran sebagai pengarah kemampuan dan bakat anak asuhnya. "Positioning seperti inilah yang terus saya lakukan kepada anak-anak agar potensi mereka bisa berkembang optimal," ungkapnya.

Sesi interview atau ngobrol secara personal biasanya dia lakukan dengan pemain baru yang akan berlatih bersamanya. Para pemain akan ditanya banyak hal, tentang apa yang diinginkan dan apa yang membuat mereka cocok bermain basket. Setelahnya, Coach Hujaifie akan memberikan drill khusus sesuai dengan posisi yang cocok dengan karakter atau passion anak didiknya itu.

Bukan tanpa alasan, metode ini dirasa efektif untuk mengasah kemampuan dan pengalaman mereka di posisi-posisi tertentu. Sehingga setiap anggota skuad Smansa Banjarmasin tidak akan bingung ketika sedang berlaga.

"Kalau shooter, maka drill shootingnya akan lebih banyak. Center juga begitu, saya beri mereka banyak kesempatan untuk melakukan under ring rebound. Sehingga mereka tangguh saat berada di bawah ring," tambahnya.

Coach Hujaifie tidak mau berkompromi sedikitpun apabila berkaitan dengan prestasi akademik anak didiknya. Karena dia sangat mendukung konsep student athlete yang diterapkan Honda DBL. Dia akan tegas untuk menghukum para pemainnya jika nilai akademik mereka kurang baik.

Pernah suatu ketika ia menghukum anak asuhnya hingga harus absen dua event karena nilainya kurang baik. Pasalnya sebagai student athlete, belajar tetap menjadi yang nomor satu setelah basket.

"Saya mau mereka bisa jadi sosok yang bagus. Bagus dalam akademik, basket, dan tentunya attitude," tutupnya. (*)

 

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY