ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Dalam penyelenggaraan DBL 2021 South Sumatera Series kemarin ada beberapa tim yang berasal dari luar kota. Salah satu yang terjauh dari Palembang, tempat penyelenggaraan kompetisi, adalah SMAN 2 Lahat dan SMAN 1 Unggulan Muara Enim.

Tak mudah bagi kedua tim luar kota itu untuk mengikuti kompetisi DBL musim ini. Sebab pandemi masih terjadi. Keputusan mengikuti DBL 2021 menjadi pekerjaan rumah yang luar biasa bagi para pelatih.

Di satu sisi pelatih ingin memenuhi hasrat dan mimpi anak-anak asuhnya untuk kembali bermain di kompetisi utama mereka, yang setahun lebih terhenti karena pandemi. "Apalagi anak-anak juga sempat merasa putus asa ketika semua turnamen olahraga postponed. Saya coba semangati mereka dengan mengatakan ini sementara dan akan cepat berlalu. Jangan sampai mimpi kalian terkubur pandemi," jelas coach Rahmad Putra, pelatih SMAN 1 Unggulan Muara Enim.

Nah, di sisi lain, pihak sekolah dan orang tua pasti sulit melepas anaknya berkompetisi di luar kota di tengah pandemi yang belum berakhir. Di sinilah butuh peran pelatih untuk meyakinkan sekolah dan orang tua agar memberikan izin anaknya mengikuti DBL 2021. "Ini yang susah. Apalagi kami kan tim luar kota. Butuh perjalanan jauh dan menginap beberapa hari," ujar coach Rahmad.

Sekedar diketahui, jarak SMAN 1 Unggulan Muara Enim ke Kota Palembang sekitar 138 km. Butuh waktu 5 jam perjalanan darat. Sehingga ketika mengikuti kompetisi DBL di Palembang, sekolah berjuluk Tembesu ini harus menyewa penginapan.

"Tapi ketika saya membaca protokol kesehatan (prokes) DBL yang begitu ketat, saya optimis bisa menyakinkan pihak sekolah dan orang tua," ujarnya. Coach Rahmad menyakinkan bahwa prokes yang disiapkan DBL sudah sangat ketat. Bahkan melebihi kompetisi-kompetisi olahraga yang selama ini sudah terselenggara.

"Sampai ada kewajiban tes swab antigen 3-5 jam sebelum pertandingan. Ada tim dokternya juga," imbuh pelatih yang pernah merasakan DBL Camp itu.

Setelah membaca dengan seksama penerapan prokes yang disiapkan DBL, pihak sekolah dan orang tua akhirnya sepakat mengizinkan anak-anaknya berlaga di kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia ini. "Semua akhirnya kan menandatangani surat yang dari DBL itu," ujarnya.

Kepercayaan sekolah dan orang tua dipegang betul oleh coach Rahmad. Ia berupaya menjaga benar anak asuhnya selama berada di Palembang. Selama mengikuti DBL 2021, anak-anak Tembesu memilih menginap di mes Kwarda Pramuka Sumsel. 

"Saya menerapkan sejumlah aturan untuk menjaga anak-anak," ucapnya. Aturan itu di antaranya larangan keluar mess untuk semua pemain. Sekalipun itu diajak oleh orang tua yang mengunjungi mereka. Coach Rahmad juga menerapkan pengaturan nutrisi bagi anak asuhnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga fisik dan imun anak asuhnya.(*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY