Trappsila (SMAN 9 Jogjakarta) berhasil memulangkan runner-up musim 2018 lalu, SMA Budi Mulia Dua (BMD) di pertandingan terakhir hari ketujuh Senin (29/11) ini. Melawan BMD, mereka berhasil mengakhiri laga dengan skor 28-16. Kemenangan ini juga menandai keberhasilan Trappsila membalaskan dendamnya dari kekalahan di musim 2019 silam.
Kedua tim tampak bermain berhati-hati sejak kuarter pertama. Namun, berkat kejelian para pemainnya membaca ruang kosong di pertahanan BMD, membuat Trappsila bisa unggul dengan skor 4-0.
Seolah mendapat angin, Trappsila bermain semakin mendominasi. Fast break yang kerap Muhammad Farrel Lazuardi dan kolega di babak ini lebih tajam dan efektif dibanding babak sebelumnya. Hal inilah yang membuat mereka tak tergoyahkan hingga paruh awal pertandingan berakhir.
Dominasi ini pun berlanjut hingga paruh akhir pertandingan. Dengan setplay yang rapi, mereka pun terus menggemukkan perolehan angka mereka. Tak hanya itu, hadirnya Muhammad Farrel Lazuardi sebagai otak serangan membuat Trappsila semakin tak terbendung.
BMD sendiri terus berusaha mengejar ketertinggalan. Secara teori, skema serangan yang dibangun BMD cukup bagus. Sayang, BMD kerap melakukan turnover yang membuatnya gagal mencetak poin di beberapa kali serangan.
Gerry Andika, pelatih Trappsila, mengakui jika keberhasilan timnya dalam pertandingan ini adalah kepintaran para pemainnya dalam memanfaatkan lemahnya pertahanan BMD. Meski lawan yang dihadapi timnya kali ini cukup berat, tapi anak didiknya bisa menunjukkan keseriusan demi meraih kemenangan.
“Sebenarnya lawan main sangat baik, tapi anak-anak gak mudah menyerah dan itu kunci dari game tadi. Mereka sangat kuat dari defense maupun offense. Tapi untungnya kami bisa manfaatkan celah kecil dari BMD. Yakni kelengahan mereka saat defense,” papar pelatih berusia 24 tahun itu.
Hasil positif ini membawa SMAN 9 Jogjakarta akan berhadapan dengan salah satu tim kuat di babak semifinal nanti. SMA BOPKRI 1 Jogjakarta akan menjadi lawan Trappsila nanti.(*)
