“Cuman bisa defense, gak bisa shooting.” Ungkapan tersebut menjadi pelecut semangat Zakky Alhakim untuk semakin mencintai basket.
Student athlete asal SMA Warga Surakarta ini baru saja menekuni basket sejak duduk di bangku SMA. Sebelumnya ia lebih jago bermain bulu tangkis ketimbang basket. Lewat bulu tangkis, ia juga sempat mengikuti berbagai lomba. Alasannya waktu itu cukup simpel.
Ia berpaling dari bulu tangkis ke basket karena masalah pengeluaran yang terlampau banyak dikeluarkan oleh orang tuanya. Mulai dari peralatan seperti raket, sepatu, hingga biay-biaya lainnya.
“Aku dulu nyerah di badminton itu karena badminton ngeluarin duitnya banyak banget. Dan akhirnya aku ke basket. Menurutku basket itu bener-bener cuman beli sepatu sama kesehatan aja dijaga. Kalau badminton itu endak,” ujarnya.
Pada akhirnya ia mulai menekuni basket tepat saat masa SMA. Mungkin banyak yang menganggap Zaky terlambat. Menurutnya tidak ada yang terlambat selama punya kemauan untuk mencoba dan terus belajar. Benar saja, sejak awal Zaky sudah dicap sebagai pemain yang tak bisa apa-apa selain bertahan. Cara bertahannya pun masih mudah ditembus oleh lawan-lawannya.
“Dulu itu keunggulan aku cuman bisa bertahan. Aku juga dibutuhkan ya pas defense aja. Sisanya ya biar diselesaikan sama teman satu tim aku,” ceritanya.
Tak jarang karena hal itu ia sempat diremehkan. Dipandang sebelah mata karena satu-satu kemampuannya juga bisa dilakukan oleh anak lain.
“Aku pernah diremehkan utamanya waktu kelas 10 sama 11 SMA. Aku itu gak bisa free throw. Sekarang bayangin aja pemain basket gak bisa shooting gimana,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, “Shooting itu baru bisa waktu kelas 12 ini. Aku belajar, belajar, dan belajar. Nambah latihan sendiri terus tanya-tanya ke pelatih juga apa aja kurangnya,”
Menariknya di sini. Dicap sebagai pemain yang cuman bisa bertahan, Zaky mengubahnya menjadi salah satu keunggulannya. Keunggulan itu juga yang membuatnya menjadi salah satu penggawa Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2025.
“Mungkin karena aku kerja keras ya. Aku mau buat defense mati-matian. All out ketimbang teman-teman yang lain,” ungkapnya.
Api semangatnya tak pernah padam. Meski pernah dianggap remeh dan tak bisa apa-apa. Kini Zaky sedang menikmati masa terbaik dalam hidupnya. Membayar lunas semua yang pernah meremehkannya dengan segudang prestasi yang ia punya. Membawa sekolah tercinta menjadi juara Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Central Java di Semarang. Terpilih sebagai MVP, berangkat ke Kopi Good Day DBL Camp 2025 dan menjadi bagian DBL All-Star.
“Terima kasih sudah diremehin. Itu justru bikin aku bisa seperti sekarang. Kalau gak karena itu mungkin aku tetap di zona nyaman aja. Gak mau nambah latihan, gak mau ngulik-ngulik juga,” cetusnya.
Basket sempat memberi Zaky luka yang sampai sekarang mungkin belum benar-benar sembuh. Diremehkan, dipandang sebelah mata, dan dicap biasa saja. Basket pula yang membawa Zaky membuktikan itu semua menjadi sebuah keunggulan dan senjata mematikan. Gas terus, Zaky.