Konsisten dan berkomitmen. Dua kata itu tepat untuk mendeskripsikan perjalanan DBL Indonesia sebagai tempat bagi student athlete Indonesia untuk mengembangkan bakat selama 21 tahun.
Sejak pertama kali digelar di tahun 2004, kini kompetisi DBL telah terselenggara di 31 kota (22 provinsi) di Indonesia. Sejak saat itu pula, DBL terus melahirkan talenta-talenta muda berbakat di Indonesia. Salah satu talenta muda itu adalah Justin Patrick Alex.
Pemain dari tim basket SMA St Louis 1 Surabaya itu berhasil melampaui batas. Di tahun terakhirnya berlaga di Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java-North atau DBL Surabaya, Justin berhasil terpilih kembali menjadi Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2025.
Menariknya, prestasinya Justin tidak berhenti di sana. Justin juga dinobatkan menjadi MVP Kopi Good Day DBL Camp 2025. Ini adalah gelar MVP kedua yang ia dapat setelah tahun 2024. Dengan gelar ini, Justin menjadi student athlete pertama yang mendapat gelar MVP DBL Camp sebanyak dua kali beruntun.
Baca juga: 21 Tahun DBL Indonesia: Let’s Get Loud
Selama tiga tahun berpartisipasi di DBL Surabaya, pemain berusia 18 tahun itu mengaku mendapat banyak pelajaran serta pengalaman. Terutama untuk jiwa kompetitifnya ketika berada di lapangan. Justin merasa ia lebih berkembang setiap tahunnya ketika melantai di DBL Surabaya.
“Kita selalu bertemu dengan lawan yang berbeda setiap tahunnya. Otomatis kita juga bisa berkembang dari sana, belajar cara ngelawan tim yang baru, ketemu dengan pemain yang punya gaya bermain berbeda,” ungkapnya.
Jika melihat dari perjalanan Sinlui sejak 2022, Justin dan teman-temannya selalu tampil trengginas. Mereka selalu memetik kemenangan di setiap pertandingan. Namun, keadaan berbeda terjadi pada final DBL Surabaya 2024.
Saat itu, Sinlui bertemu dengan rival mereka, SMA Gloria 1 Surabaya. Itu adalah kali pertama putra Sinlui tumbang sejak tahun 2019. Dari sana lah, pemain dengan tinggi 185cm itu memetik pelajaran dan pengalaman berharga. Bahwa setiap kemenangan membutuhkan perjuangan ekstra.
Baca juga: Perjalanan 21 Tahun DBL Indonesia dan Suara Lantang yang Terus Menggema!
“Nggak sia-sia lah perjuangan latihan selama ini ketika ketemu mereka lagi di final DBL Jawa Timur, akhirnya menang,” kenang Justin.
Tahun terakhirnya bertanding di kompetisi DBL, Justin menegaskan telah mengantongi banyak pelajaran penting. Sekaligus membuka pintu baru untuk pengalamannya sebagai student athlete. Salah satunya dengan pergi ke Amerika Serikat bersama All-Star selama dua tahun berturut-turut.
“Terima kasih juga untuk DBL telah membantu saya menimba ilmu di Amerika Serikat. Semoga DBL makin sukses, makin besar, dan bisa mewujudkan mimpi pelajar SMA di Indonesia lainnya untuk berangkat ke Amerika,” tutupnya.
Baca juga: DBL Indonesia Memberikan Dampak untuk Keluarga dan Karakter Riovaldo Renjiro
Selama 21 tahun, DBL Indonesia telah membuktikan diri sebagai lebih dari sekadar kompetisi basket. DBL tidak hanya memberikan dampak untuk student athlete, melainkan juga kepada keluarga, kerabat, dan seluruh lapisan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan tema “Let’s Get Loud” yang diusung oleh DBL Indonesia di tahun ke-21. Di usia yang masuk fase dewasa ini DBL Indonesia ingin melibatkan semakin banyak pihak. Bersama-sama berteriak lantang. Bersama-sama mengajak masyarakat untuk bergerak aktif lewat olahraga dan merasakan dampaknya. (*)