Kabar menarik datang dari alumnus DBL. Salah satu alumnus DBL turut tampil di acara Clash of Champions Ruang Guru Season 2. Dia adalah Nicholas Evan Sitanggang.
Cowok yang akrab disapa Nicholas itu merupakan alumnus dari SMAN 9 Surabaya. Ia pernah membela tim sekolahnya di kompetisi DBL Surabaya tahun 2021-2022. Saat itu, Nicholas berperan sebagai guard dalam tim.
Setelah lulus dari SMAN 9 Surabaya, cowok berusia 20 tahun itu kini melanjutkan studinya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Ia menempuh jurusan Sistem Informasi. Nicholas bercerita, bahwa ia memang telah tertarik dengan dunia sistem informasi sejak ia duduk di bangku SMP.
Baca juga: Puspresnas Rilis 20 SMA Paling Berprestasi, 14 Sekolah Partisipan DBL!
Tidak hanya itu, saat disibukkan dengan akademiknya, Nicholas juga tetap aktif bermain basket. “Aku fokus main basket waktu SMA kelas 10, terus kelas 11nya ikut DBL dan semakin meningkat sampai kelas 12,” ujarnya.
“Nah, dari dulu juga aku diajarkan oleh orang tua, kalau akademik itu nomor satu. Dari kecil selalu diajarkan seperti itu, makanya aku tetap fokus di akademik. Beberapa kali juga ikut lomba robotika,” lanjutnya.
Ya, sejak dulu Nicholas memang dikenal sebagai siswa berprestasi di sekolahnya. Salah satu prestasinya adalah di bidang robotika. Sejak ia duduk di bangku SMA, robotika adalah salah satu kegemarannya.
Hal itu pun yang sekaligus membuatnya kembali menekuni penelitian tentang robotika ketika ia melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. “Aku habis ikut Kontes Robot Terbang Indonesia, September 2024 kemarin,”
Di ajang Kontes Robot Terbang Indonesia itu, Nicholas tergabung dalam satu tim dan berperan sebagai mekanik. Ia bertugas untuk merancang prototipe pesawat terbang, mengecek kelengkapan manufaktur, serta meneliti semua sistem penerbangannya.
Baca juga: Dukung Olahraga Indonesia, Sepatu AZA Run 1 Hadir untuk Performa Lari Optimal!
“Mengerjakan projek ini butuh waktu 6 bulan. Kita harus menyiapkan sistemnya, menjalankan misi, sampai memikirkan konfigurasinya, elektrikalnya, dan testing pesawatnya di Pasuruan, Jawa Timur,” jelasnya.
Selain itu, Nicholas sendiri memang sudah mencatatkan prestasi lain di bidang robotika. Ia berhasil menjadi juara 1 di Industrial and Robotic Automation Competition ITS 2017 kategori Elementary, Juara 1 Industrial and Robotic Automation Competition ITS 2019 kategori Junior, dan Juara 2 Indonesia Robotic Olympiad 2017 kategori SPM.
Ia juga pernah menjadi Juara 2 Canadian Team Mathematic Contest by Universitas Gadjah Mada x University of Waterloo Canada 2021, Juara 2 Industrial and Robotic Automation Competition x Indonesia Robotic Olympiad kategori Senior 2023, dan Top 5 (Finalis) M-Business Plan Conpetition by Universitas Negeri Jakarta 2023.
Baca juga: 21 Tahun DBL Indonesia: Let’s Get Loud
Serta Juara Harapan 1 Kontes Robot Terbang Indonesia kategori Long Endurance Low Altitude 2024 dan Finalis Kontes Robot Terbang Indonesia kategori Fixed Wing 2024.
Deretan prestasinya di bidang robotika ini sebenarnya didorong oleh motivasi dari orang tua Nicholas sendiri. Ia mengatakan bahwa orang tuanya selalu menekankan aspek akademik sejak ia belia.
“Senang belajar karena orang tua selalu bilang akademik itu nomor 1, mau gimanapun yang kepake itu akademik. Jadi harus fokus akademiknya walaupun ikut kegiatan ini dan itu. Aku gak hobi belajar, tapi harus belajar karena tuntutan masa depan,” tuturnya.
Di tengah kesibukannya menjadi salah satu partisipan di Clash of Champions Ruang Guru Season 2, Nicholas juga menyinggung ia begitu terbantu dengan kehadiran DBL Indonesia di dalam hidupnya. Bahwa ia bangga pernah menjadi salah satu partisipan DBL.
“DBL changed a lot of things in my life. DBL gave me the space to grow, ngga cuman sebagai pelajar tapi juga sebagai individu. Aku belajar disiplin, tanggung jawab, dan arti sebenarnya dari kerjasama. DBL atmosphere made me feel seen and inspired. DBL bukan sekadar kompetisi, it's a life lesson disguised as a game,” pungkasnya. (*)