Gelaran Azarine DBL Dance Competition 2025 East Java-North masih berlanjut! Kali ini, giliran PURI IS POSSIBLE (tim dance SMAN 1 Puri Mojokerto) unjuk gigi dengan balutan busana bling-bling.
Menariknya, penampilan dari PURI IS POSSIBLE ternyata mengusung isu bullying yang tengah marak di kalangan Gen Z.
”Di awal, kita itu di-bully karena bakat kita nge-dance. Jadi, lingkungan sekitar itu tidak mendukung dengan bakat kita. Lalu, koreo di akhir menjelaskan kalau kita bisa menjadi diri sendiri tanpa harus mengikuti orang lain,” ungkap Ashila Cadfael Vyhandini, kapten PURI IS POSSIBLE.
Bukan hanya gerakan, pesan yang disampaikan juga tercermin dari kostum yang dikenakan oleh seluruh member PURI IS POSSIBLE.
“Outer-nya ini kan warna gelap. Nah, itu ceritain kalau kita lagi dalam sebuah tekanan. Terus pas dibuka, kita jadi lebih bersinar,” beber Ashila.
Baginya, aksi yang disuguhkan PURI IS POSSIBLE di Azarine DBL Dance Competition 2025 East Java-North terasa berbeda dibandingkan musim-musim sebelumnya.
Sebab, Ashila dan rekan-rekan beraksi dengan latar properti yang jauh lebih kompleks. Bukan tanpa alasan, ini sengaja dilakukan atas nama totalitas.
“Kita dari tahun lalu tuh propertinya selalu biasa aja. Nah tahun ini, kita mau menunjukkan ke orang-orang kalau kita juga bisa keren,” ucap Ashila sambil menggebu-gebu.
Baca Juga: Carabosse Ungkap Transformasi Seseorang Menjadi Idol Kpop!
Penampilan Clique (tim dance SMA St Louis 1 Surabaya) di Azarine DBL Dance Competition 2025 East Java-North
Di sudut lain, Clique (tim dance SMA St Louis 1 Surabaya) tampil tak kalah memukau. Konsep yang dibawakan musim ini mengisahkan tentang seorang bintang yang memulai perjalanan dari nol.
“Awalnya, ada orang yang hobi nyanyi di kamar mandi dan pingin jadi rockstar. Terus, dia ikut audisi dan keterima. Eh, pas tampil ternyata ada crack voice yang bikin dia dihujat netizen,” tutur Jovanna Casey Lee, kapten Clique.
”Dari situ, kita mau nunjukin kalau perjalanan seseorang itu nggak mungkin di atas terus, pasti ada naik turunnya,” imbuhnya.
Jovi (sapaan karibnya) mengaku kalau persiapan yang dilakoni Clique berjalan serbamulus. Latihan intens bahkan telah dilakoni Jovi bersama rekan-rekannya selama dua bulan terakhir.
Selain itu, pengalaman unjuk gigi di musim lalu menjadi bekal berharga untuk menyuguhkan persembahan terbaik.
“Lebih ke harus sabar karena kita ada banyak orang. Jadi, opini kita pasti berbeda-beda. Tapi dengan itu, kita punya kesepakatan yang sama untuk menjadi juara,” ungkap Jovi.
Baca Juga: SDS Ingin Menunjukkan Pengaruhnya di DBL Arena Sebagai Seorang Bintang!
Clique sendiri dikenal sebagai pemilik gelar First Place di musim lalu. Tak heran, tekanan jelas sempat menghantui mereka untuk bisa kembali mengamankan posisi itu.
Sebagai kapten, Jovie hanya berharap agar teman-teman setimnya dapat mengerahkan performa maksimal selama di panggung Azarine DBL Dance Competition 2025 East Java-North.
Sebagai informasi, Azarine DBL Dance Competition 2025 East Java-North merupakan salah satu rangkaian panjang dari kompetisi Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026.
Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 digelar di 31 kota dan 22 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.
Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 juga menampilkan AZA 3X3 Competition 2025-2026. Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2025-2026 disiarkan live di channel YouTube DBL Play. Dua musim ini DBL didukung oleh produk anak muda, Kopi Good Day.
Baca Juga: Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa