ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Kolom komentar akun Instagram DBL Surabaya (@dblsub) sempat ramai pada salah satu postingannya. Adalah tim putra dan putri SMA St. Louis 1 Surabaya berhasil memastikan diri menjadi sekolah pertama yang sukses menggenggam tiket Playoff Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java-North.

Beberapa mengungkapkan bahwa Sinlui -sebutan SMA St. Louis 1 Surabaya- bisa kawin gelar. Seperti ini kira-kira kalimatnya, “Prediksi tahun ini kawin gelar sih."

Apa yang ada pada unggahan tersebut bukan sekadar komentar saja. Bagi kami, mereka menaruh doa dan harapan agar Sinlui bisa kawin gelar lagi.

Maklum, terakhir kali Sinlui kawin gelar ada pada musim 2015. Hampir satu dasawarsa yang lalu. Sejatinya peluang untuk mengawinkan gelar juara sempat terbuka di musim lalu.

Saat itu tim putri Sinlui kembali lagi ke partai final setelah terakhir kali ke final pada musim 2022. Mengapa peluang terbaik Sinlui kawin gelar ada pada musim lalu? Yap, tim putri Sinlui punya kedalaman skuad yang solid. Kombinasi pemain senior dan para ruki terbilang padu.

Pada gim final tersebut Sinlui sempat memberi kejutan lawannya, SMA Gloria 1 Surabaya. Yap, pemegang takhta selama 2019 itu sempat dibuat kewalahan untuk meredam ambisi Sinlui. Gloria baru benar-benar unggul di akhir kuarter ketiga.

Baca juga: Sinlui Masih Menyeramkan?

Pada final DBL East Java musim lalu, srikandi Sinlui kembali merepotkan Gloria 1. Tertinggal di kuarter dua dan tiga, Sinlui mengejar di kuarter akhir. Skor sama kuat menutup kuarter pamungkas. Membuat laga ditentukan ke babak overtime. Itu overtime pertama di DBL Surabaya sejak bergulir pada 2004.

Di babak overtime Sinlui kehabisan bensin. Lagi-lagi Sinlui kalah dari Gloria. Nah, musim ini mereka semakin kuat.

Beberapa wajah lama masih menghiasi daftar skuad Sinlui. Sebut saja Audrey Suyanto dan Joanne Giovanni. Keduanya menjadi poros serangan Sinlui. Bergantian menjadi mesin pencetak angka.

Plus membantu membuka ruang untuk kolega yang lain. Jelas ini menjadi peluang paling tepat bagi srikandi Sinlui untuk angkat piala. Apalagi ini menjadi tahun terakhir Audrey membela Sinlui.

Menutup perjalanan kariernya dengan mempersembahkan piala yang sempat hilang selama sepuluh tahun ke belakang menjadi misi pribadinya.

Pun demikian dengan Joanne Giovanni yang semakin berbahaya. Tusukannya bukan hanya merepotkan. Tembakan Joanne juga tajam!

Jika tim putri mereka punya peluang besar untuk juara. Putra Sinlui perlu membuktikan diri bahwa mereka layak menjadi penguasa.

Sinlui sempat hilang arah pada laga pertama Playoff melawan SMAN 2 Sidoarjo. Mereka tertinggal lebih dulu dari Smanda. Yap, sang penguasa DBL East Java sejak 2018 ketinggalan.

Nyatanya sejauh ini putra Sinlui masih kesulitan mencari suksesor Justin Patrick. Bentley Leopold Halim yang digadang bakal mengambil alih peran Justin justru ditempatkan sebagai fasilitator.

Tugas mencetak angka diberikan Ivan Widianto -kepala pelatih Sinlui- kepada beberapa anak asuhnya. Sebut saja Sinclaire Jefferson Halim dan Luciano Dylan Raharjo. Entah apa yang sedang dipersiapkan oleh sang pelatih untuk Sinlui.

Menyimpan pemain-pemain kuncinya agar benar-benar siap di laga genting bisa jadi. Masih mencari komposisi terbaik untuk menyerang juga masuk akal. Lebih jauh lagi, mungkin sudah punya strategi khusus untuk fase-fase genting.

Terlepas dari tim putra Sinlui yang masih mencari komposisi terbaiknya, Sinlui tetap Sinlui. Cepat, terampil, dan tajam. Apalagi ini sudah terlalu lama bagi mereka untuk tidak kawin gelar.

Pembuktian pertama adalah ketika tim putra Sinlui melawan SMA Cita Hati East Surabaya. Jika berhasil menjinakkan Cheetah, Sinlui bisa saja kembali merebut piala DBL Surabaya dari tangan Gloria. 

Srikandi Sinlui bisa jadi ketemu Gloria 1 di partai final lagi. Kali ini Sinlui lebih matang. Dan Gloria 1 baru saja membangun ulang skuad mereka. Peluang terbuka lebar untuk menang dan merebut singgasana.

Melihat tim putra dan putrinya mengangkat piala jelas menjadi malam yang paling indah bagi Sinluiers -sebutan suporter SMA St. Louis 1 Surabaya- di DBL Arena. Pertanyaannya adalah bisakah mereka mengulang cerita satu dasawarsa lalu?

Profil SMA St. Louis 1 Surabaya bisa kalian cek di bawah ini.

Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY