ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Yusuf Kibar (kanan) bersama dengan ayahnya (Miswanto) setelah menamatkan petualangannya di Bentang Jawa 2025

“99 persen pemain DBL memang tidak akan jadi atlet basket profesional. Tapi, dengan program kami yang mengedepankan filsafat-filsafat kerja keras dan profesionalisme, 100 persen bisa menjadi profesional dalam bidang apa saja,” kira-kira begitu kalimat yang terus diungkapkan Azrul Ananda, CEO sekaligus Founder DBL Indonesia pada beberapa kesempatan.

Hadirnya kompetisi DBL bukan sekadar menjadi liga basket pelajar terbesar di Indonesia. Bukan cuman soal pembinaan saja.  Jika bicara perihal pembinaan, maka ujungnya para pemain DBL bakalan menjadi pemain profesional atau membela timnas. Faktanya tidak demikian.

Ada begitu banyak alumnus kompetisi DBL yang tak berkarier sebagai pemain basket profesional. Di wilayah Nusa Tenggara Timur, ada dua alumnus DBL yang kini menjadi kepala daerah. Di Jawa Timur, ada alumnus DBL yang saat ini menjadi rekan bisnis DBL!

Lantas bagaimana kabar alumni DBL yang sekarang menjadi profesional di bidang olahraga yang ia suka? Cerita terbaru datang dari Yusuf Kibar, alumnus DBL Yogyakarta.

Di kalangan pesepeda, nama Yusuf Kibar terbilang harum. Ia dua kali menamatkan Bentang Jawa, salah satu event ultra cycling di Indonesia, sebagai juara pertama. Tahun lalu ia berhasil finis di urutan satu di kategori solo.

Cerita serupa juga tercipta tahun ini. Hanya saja statusnya saja yang sedikit berbeda. Tahun ini ia merajai kategori pair bersama sang ayah, Miswanto. Keduanya finis dengan catatan waktu 115 jam  5 menit 53 detik saat tiba di Banyuwangi.

Dirinya yang mengajak sang ayah untuk menikmati rute dan menaklukkan rute kompetisi tersebut.

Usut punya usut, ternyata Kibar -sapan karibnya- pernah merasakan atmosfer DBL Yogyakarta! Bahkan, ia ingat betul momen di mana dirinya pertama kali melantai di GOR UNY.

Juara Bentang Jawa 2024 dan 2025, Yusuf Kibar Dulunya Anak DBL Yogya!Yusuf Kibar dengan sepeda terbaru Wdnsdy Journey KS yang dinamai "Captain Citrus"

“Pernah, aku pernah ikut DBL. Paling diingat itu waktu sekolahku (SMAN 1 Gamping) lawan John De Britto (SMA Kolese De Britto). Waktu itu dibantai hahahaha,” ungkapnya pada siniar Podcast UusKamuKita.

Kibar lantas menambahkan, “Habis itu kayaknya engga deh kalau basket. Itu waktu itu sekolahku cuman 20-an poin aja deh,”

SMAN 1 Gamping sendiri sudah lama absen di panggung DBL Yogyakarta. Terakhir kali mereka melantai ada pada musim lalu. Tim basket putra SMAN 1 Gamping terjun di kompetisi AZA Wear 3X3 Competition DBL Yogyakarta.

Kabar dari Kibar ini semakin mempertegas kalau 99 persen pemain DBL tidak menjadi atlet profesional.

Program kompetisi DBL yang mengedepankan nilai-nilai disiplin dan kerja keras yang membuat student athlete tersebut menjadi profesional di bidangnya. Keren, Kak Kibar!

Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY