ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

JOGJAKARTA-Harapan JB Mania, julukan suporter SMA Kolese De Britto Jogjakarta, untuk melihat tim basketnya kembali menembus final harus tertunda. Tinggal sejengkal lagi menapaki final yang terakhir kali mereka cicipi tahun 2015, JB tak kuasa menandangi sang juara bertahan SMA Bopkri Satu Jogjakarta. Hal tersebut praktis meninggalkan luka tersendiri bagi supporter yang selalu berpakaian hitam legam ke tribun GOR UNY itu.

Koordinator supporter JB Mania, Rhobertus Hari Nugroho mengaku hari itu adalah salah satu hari yang mendung bagi ia dan teman-temannya. Pasalnya, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, JB yang biasanya menjadi unggulan mengalami performa yang kurang memuaskan.

Bahkan dalam beberapa waktu ke belakang, tim yang satu ini gagal bersaing untuk lolos dari fase grup. Maka tak heran apabila anak-anak JB berekspektasi sangat tinggi ketika mereka mampu menembus babak Fantastic Four. “Tapi bagi kami mendukung tim basket JB bukan hanya sekadar menunggu kemenangan atau kekalahan,” ujarnya puitis.

Rhobet menyebut, JB Mania adalah tentang persaudaraan. Kolese De Britto sendiri memang memiliki salah satu slogan yang terdengar sangat altruistik: to be man for and with others. Menurut Rhobet, semangat dari slogan itu sangat tinggi dan tak semua orang bisa menjadi manusia bagi sesama.

Makanya nilai itu coba untuk dikembangkan dari hal-hal kecil. “Buat kami yang siswa SMA ini, salah satu bentuk kecilnya adalah dengan mendukung teman-teman yang berlaga basket,” katanya.

Semangat berbagi bisa semakin kuat dengan melandasi hubungan dengan setiap orang dalam ikatan persaudaraan. Itulah mengapa men for others harus juga disempurnakan dengan men with others.

Semangat itu sendiri memang menjadi nafas bagi De Britto sebagai sebuah kolese. Pun dengan kolese-kolese lainnya. Sebagai informasi, kolese adalah sebutan untuk sekolah-sekolah swasta yang berada di bawah naungan kepengurusan Ordo Jesuit.

Beberapa kolese juga menjelma menjadi tim basket unggulan di beberapa series. Ada SMK Kolese Mikael dan SMA Kolese Loyola di Central Java Series. Sedangkan di DKI Jakarta Series ada SMA Kolese Gonzaga dan SMA Kolese Kanisius.

“Makanya beberapa waktu lalu ketika kami melawan Bosa di grup, beberapa kolese terdekat seperti Mikael dari Solo dan Loyola dari Semarang juga datang untuk mendukung kami. Begitu juga sebaliknya,” kisah Rhobet.

Nilai-nilai itulah yang dibawa oleh Rhobet beserta kawan-kawannya di tribun. Walau performa tim basket JB bisa dibilang tak menentu, namun dukungan yang mereka hadirkan di tribun sangatlah berarti. Sebagai koordinator suporter, Rhobet dan beberapa kawannya cukup intens berkomunikasi dengan para pemain tim basket De Britto.

“Karena mereka temen-temen kami juga yang setiap hari ketemu dan ngobrol, makanya kami juga sering kasih motivasi ekstra,” akunya.

Menurut Rhobet, supporteran bukan melulu memberikan dukungan kepada tim basket. Hal itu hanya satu bentuk sederhana saja. “Jadi dateng ke tribun itu sebenernya bukan hanya buat tim basket. Tapi juga untuk masing-masing personal JB Mania untuk ngelatih kepekaan dan kepedulian,” ujarnya.

Apa yang Rhobet sampaikan sekaligus menampik pandangan miring supporteran. Pandangan yang tak hanya melekat di JB Mania tapi juga di supporter sekolah yang lainnya.

Meski begitu Rhobet mengaku bukan hal yang gampang untuk sama-sama menumbuhkan semangat dan nilai itu di kalangan teman-temannya. “Kondisi, prioritas dan hal-hal lain selalu ada yang berpotensi menghalangi. Kaya ada yang mungkin merasa capek, gak ada waktu atau mungkin terkendala biaya,” katanya.

Tapi bagaimanapun juga ia menghargai keputusan teman-temannya yang tidak bisa datang itu. “JB Mania itu hanya salah satu sarana belajar bareng kok,” katanya.

Biar nggak bosen, baca mainmain.id dulu yuk!

 

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY