ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

TINGGI: Anthoni Aipassa (15) saat berlaga pada Honda DBL Papua Series 2019 di GOR Waringin, Jayapura. (Source: Dika Kawengian/DBL Indonesia)

Latihan keras menjadi salah satu faktor penampilan gemilang Anthoni Putra Aipassa ketika membela SMA John 23 Merauke di Honda DBL dua musim terakhir. Pemain dengan tinggi 199 sentimeter mengaku setiap hari digembleng oleh coach Abraham Noya agar menjadi bigman tangguh.

"Setiap harin aku lebih banyak dikasih drill khusus sesuai posisi. Karena aku berposisi center, jadi lebih banyak latihan di bawah ring," ujar anggota tim Honda DBL All-Star 2018 tersebut.

Selain latihan shooting under ring dan beberapa spot di dalam area two point, ia juga diberi drill lay up untuk mempertajam finishing-nya. Bahkan dalam satu sesi, ia bisa melakukan 140 kali layup agar insting-nya makin terasah.

Hal yang membuat latihannya semakin spesial adalah kehadiran seniornya, Hengky Lakay yang merupakan pemain profesional di IBL. Beberapa kali, ia dan Armando Fredrik J. Kaize diberikan drill khusus secara personal agar menjadi bigman yang tangguh ketika berada di bawah ring.

"Kak Hengky sering kasih aku latihan teknis saat di bawah ring. Mulai dari posisi kaki, terus rolling, dan tentunya saat under ring. Rasanya senang banget bisa dilatih oleh kak Hengky," ujarnya.

Hengky sebelum berkiprah di liga profesional juga memulai dari Honda DBL. Dia juga terpilih bergabung dalam skuad elite Honda DBL Indonesia All-Star. Ikut berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar dan bertanding.

Baca juga: SMA John 23 Merauke Penghasil Bigman dari Ujung Timur Nusantara


DUNK: Aksi Anthoni Aipassa saat tampil membela SMA John 23 Merauke pada Honda DBL Papua Series 2019 kemarin. (Source: Dika Kawengian/DBL Indonesia)

Semua kerja keras ini pun berbuah manis. Anthoni membawa timnya menembus final seri Papua selama dua musim beruntun. Meski belum pernah meraih gelar juara, ia sangat bangga dengan pencapaiannya. 

Satu momen yang paling berkesan bagi Anthoni adalah final musim 2018. Meski gagal membawa pulang trofi juara ia sangat bahagia karena teman-temannya memberi dukungan penuh di lapangan.

"Setelah pertandingan kami bernyanyi lagu rohani. Aku sampai meneteskan air mata. Rasanya terharu bisa sampai di titik tersebut. Soalnya nggak menyangka bisa sampai final," tambahnya.

Ia berpesan ke adik kelasnya agar tidak mudah menyerah. Pasalnya, semua kerja keras dengan effort maksimal juga akan membuahkan hasil maksimal pula.

"Intinya jangan pernah cepat bosan dan jangan sering mengeluh untuk latihan. Karena pelatih pasti memberikan kalian yang terbaik agar bisa maksimal," tuturnya.(*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY