ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Mendalami One on One

Coach Andromeda Menimba Ilmu Langsung ke Jordan Lawley

Hakiki Tertiari - 04 October 2020
Coach Andromeda (kaos merah) sewaktu berlatih basket (source: dok pribadi)

Tidak ada kata selesai dalam belajar. Itulah yang diperlihatkan oleh coach Andromeda Manuputty. Baginya, arti dari belajar ini sama dengan kompetisi. Yaitu untuk pengembangan kapasitas diri. Dan memang tidak akan ada habisnya.

Meski sudah pernah belajar langsung ke Amerika saat menjadi head coach Honda DBL Indonesia All Star 2014, coach Andro tetap haus akan ilmu basket.

"Belajar itu esensinya memang untuk mengembangkan kapasitas diri, tidak ada habisnya. Apakah lewat media kompetisi bertemu lawan untuk saling asah kemampuan atau kalau lewat orang yang lebih hebat dari kita, semua belajar atau mengambil ilmunya,” cetus coach Andro.

Pelatih 36 tahun itu kini tengah memperdalam ilmu soal one on one (1on1) basket. Dirinya, ikut dalam kelas online khusus yang langsung dimentori oleh Jordan Lawley. Bagi pecinta basket, nama Jordan Lawley pasti tidak asing. Terakhir, skuad Honda DBL Indonesia All Star 2019 pernah langusng diajari olehnya.

Jordan Lawley sendiri merupakan pelatih yang turut mengajari beberapa pemain kawakan NBA. Seperti Kevin Durant (Brooklyn Nets), Klay Thompson (Golden State Warrior), Julius Randle (New York Knicks), dan masih banyak lagi.

Dirinya menyadari harus memiliki spesialisasi dalam menjadi pelatih. Itulah salah satu alasan, mengapa dirinya mempertebal pengetahuan 1on1 basket di kelas daring Jordan Lawley.

“Saya belajar dari Jordan untuk bisa menjadi trainer yang baik. Semua bertujuan untuk menyerap ilmu darinya untuk bisa saya terapkan di Indonesia,” tandasnya.

Selama ini, ia memang senang belajar ke para expert untuk bisa membagikan ilmunya lagi ke anak didiknya. Selain Jordan, ia juga banyak mendapatkan ilmu basket dari Stephen Metcalfe, mentornya di Universitas Petita Harapan (UPH) yang kerap memberikannya ilmu soal 5on5.

Sebelum ikut kelas Jordan Lawley, ia juga mendapatkan sertifikasi dari 3D Institute di Amerika. Sertifikat yang ia peroleh, merupakan hasil belajar tentang bagaimana bisa melatih dengan 3 dimensi.

Yaitu melatih dengan tubuh, psikologi, dan juga mental. Dirinya mempelajari semua hal itu karena ingin sekali membantu pemain basket di Indonesia punya identitas dan jati diri, terutama untuk kelompok usia.

“Secara garis besar, saya punya visi misi lewat basket, semangat bangsa Indonesia bisa berubah. Saya pengin anak-anak bukan main secara fisik saja, tapi juga asah intelektual. Makanya saya sangat senang konsep student athlete dari DBL. Biar mereka punya basketball IQ yang bagus,” jelas coach Andro.

Pelatih yang juga menukangi UPH College ini juga ingin mempertegas, bahwa basket juga bisa berpengaruh ke dalam lingkungan sosial.

“Selain itu saya pengin mereka bisa saling bantu, bisa berkorban, dan atur ego masing-masing. Anak-anak basket Indonesia bisa memikirkan tim. Nah dalam tim ini saya ingin bertahap. Mulai dari tim sekolah, timnas Indonesia, hingga berdampak baik untuk bangsa Indonesia,” ujarnya.

Tapi, semua itu bisa terealisasi jika para pemain sudah menanamkan keinginan untuk berkembang dalam dirinya. Sebab, ia percaya adanya keinginan untuk belajar dalam diri sendiri merupakan kunci utama keberhasilan pemain. “Semua datang dari manusia itu sendiri. Keinginan dalam diri sendiri, bisa jadi pacuan seorang pemain untuk berkembang,” terangnya. (*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY