ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Masih ada tahun depan. Begitu kira-kira ungkapan pertama yang diomongkan Efrael Yerusyalom Enrichia, guard andalan SMA Bukit Sion Jakarta. Pada laga final Honda DBL with Kopi Good Day 2023 DKI Jakarta Series.

Pasukan Buksi nyaris kembali membawa pulang gelar juara. Sayang, Kanara Haady Pasha, penggawa Jubilee, berhasil mencetak poin ketika waktu menyisahkan 13 detik. Padahal selama tiga kuarter skuad Buksi selalu berhasil menutupnya dengan keunggulan.

Memang Buksi sempat tertinggal di kuarter ketiga. Tembakan dua angka Kenneth Leebron Huang ketika kuarter ketiga kurang dari tiga menit berhasil membalikan keadaan.

Meski sempat memimpin, Efrael Yerusyalom menjadi jawaban dari tubuh Buksi. Tembakan tiga angkanya di pengujung kuarter ketiga membuat Buksi kembali unggul 39-37.

Perlu dicatat, ini bukan kali pertama Efrael Yerusyalom menutup kuarter di partai final dengan tembakan tiga angka. Sebelum jeda halftime, Efrael memasukan tembakan tiga angka tepat ketika buzzer berdering.

Dengan dua kali momen tersebut, membuat pasukan Buksi begitu dekat dengan gelar juara. Mengingat dua kali momen magis dan selalu memegang kendali di tiga kuarter.

Semua momen tersebut sirna di kuarter pamungkas. Tembakan magis Efrael seolah tidak ada apa-apanya ketika Jubilee berhasil menutup laga dengan skor tipis 53-52.

"Banyak turnover di kuarter terakhir sehingga banyak sequence yang dibalikin sama Jubilee," buka Efrael Yerusyalom.

“Sebenarnya pertandingan kemarin itu sangat penting. Walaupun masih belum bisa menang. Menurut aku final di DBL itu memori yang gak bakal gampang dilupain pokoknya the best,” ujar Efrael.

Pada final kemarin Efrael yang panas sedari kuarter awal dihentikan lajunya dalam mencetak poin di kuarter terakhir. Dua hari setelah final, kami menghubungi Efrael. Menanyakan bagaimana rasanya berlaga di Indonesia Arena plus bercerita mengenai jalannya laga. Utamanya di kuarter pamungkas.

Ketika melantun kemarin, Efrael menyadari betul bahwa lajunya dihentikan di kuarter terakhir. “Waktu kuarter terakhir kan aku dijaga sama Hosea (Hosea Yedija). Dari awal sih aku sudah tahu kalau dia emang jago kalau defense,” ungkapnya.

“Seandainya final kemarin bisa diulang, mungkin aku gak bakal banyak bawa bola. Karena tahu yang jaga aku siapa,” sambungnya.

Baca juga: Hosea Yedija Tentang Menjadi Defender, Keluarga, dan Efrael

Bagi Efrael, dijaga dan menjaga Hosea adalah sebuah berkat tersendiri. “Jujur seru sih bisa ketemu match up yang imbang. Dia defense memang ketat apalagi untuk key player yang bakal jadi lawan dia,” terangnya. 

Cowok berzodiak Gemini tersebut mengungkapkan sudah siap untuk merebut trofi mereka musim depan. “Kalau buat teman-teman tetap semangat. Masih ada kesempatan buat raih bareng-bareng dan ngejar trofinya balik ke kita,” tandasnya.

Dan seandainya Efrael punya kemampuan membalikan waktu, mungkin Buksi bakal merebut kembali gelarnya yang sempat hilang. Dan menjadi piala pertama bagi Efrael Yerusyalom. Seandainya.(*)

Statistik pemain ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap).

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIER
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY